Selain mengakibatkan korban tewas, minuman tradisional itu juga membuat 51 orang lainnya harus dirawat di rumah-rumah sakit di distrik Chitima dan Songo, provinsi Tete.
"Tak hanya itu 146 orang lainnya juga harus menjalani pemeriksaan medis karena diduga keracunan," kata pejabat dinas kesehatan setempat Alex Albertini kepada Radio Mozambik.
Albertini mengatakan, para korban diketahui mengkonsumsi minuman tradisional semacam bir itu saat menghadiri upacara pemakaman seorang warga pada Sabtu (10/1/2015).
Minuman tradisional yang ditenggak warga itu adalah pombe yang dibuat dari jawawut atau tepung jagung. Pemerintah yakin minuman itu terkontaminasi empedu buaya saat para pelayat menghadiri prosesi pemakaman itu.
Belum jelas benar bagaimana empedu buaya itu bisa masuk ke dalam campuran minuman tersebut. Pemerintah menduga empedu buaya itu memang dicampurkan ke dalam minuman tradisional tersebut. Namun, kebenaran atas dugaan ini sulit diketahui karena perempuan yang mengoplos minuman itu ada di antara korban tewas.
"Sampel darah dan minuman itu dikirim ke ibu kota Maputo untuk diperiksa, karena kami di sini tak memiliki kapasitas untuk melakukan uji sampel," kata kepala dinas kesehatan provinsi Tete, Carle Mosse.
Pemerintah setempat menambahkan, para pelayat yang mengkonsumsi minuman tradisional itu di pagi hari tidak mengalami gangguan kesehatan apapun. Namun, mereka yang menenggaknya di siang hari jatuh sakit dan puluhan di antara mereka meninggal dunia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.