Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reuni Mengharukan Setelah 10 Tahun Tsunami Aceh

Kompas.com - 22/12/2014, 21:44 WIB

Sebelum tsunami, Aceh bergulat dengan kekerasan akibat pemberontakan. Meski masih berusia 11 tahun, Mawardah ingat kondisi tersebut berdampak pada semua orang, ketakutan, jalanan ditutup dan bentrokan yang terjadi di desa-desa.

Tetapi bencana kemudian membawa pembicaraan damai, dan saat ini provinsi ini terus mendapatkan manfaat dari kesepakatan otonomi yang mengakhiri konflik. Pemerintahan baru telah menerapkan elemen hukum Syariah- yang didukung banyak warga termasuk Mawardah.

Tetapi kritik mengatakan sejumlah hukuman tersebut mencederai hak asasi manusia. Meski jumlah investor asing yang meningkat, provinsi ini masih termasuk lambat dalam pertumbuhan ekonomi dan pengentasan kemiskinan dibandingkan dengan daerah lain di Indonesia.

"Kami menyukai Syariah dan saya merupakan seorang Muslim yang taat," kata Mawardah.

Meski demikian, dia mengaku yakin bahwa petugas polisi Syariah seringkali bersikap "munafik".

Suatu sore, kami mampir di kampus Mawardah di Banda Aceh tempat dia berlatih Thai kickboxing dengan sekelompok mahasiswa dan mahasiswa.

"Dia mahasiswi yang bagus. Dia bekerja dan belajar dengan keras. Sebagai seorang perempuan, dia memiliki semangat seperti pria. Dia kuat. Dia tidak mudah menyerah," kata guru bahasa Inggrisnya Maulizan Za.

Dia khawatir mengenai inflasi, tetapi - seperti banyak orang yang saya tanyai - mereka yakin bahwa hidup mereka lebih baik dan aman dibandingkan sebelum tsunami.

"Teman saya merupakan keluarga saya sekarang," kata Mawardah, setelah berlatih kickboxing dan bersiap kembali ke rumah dengan mengendarai motor saudarinya.

"Saya ingin menjadi seorang perempuan yang kuat. Setelah saya lulus saya akan kuliah di Amerika, dan bekerja sebagai seorang reporter. Saya merasa masa depan saya akan cerah," kata dia mencerminkan kepercayaan diri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com