Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengalaman Mahasiswa Tunanetra Indonesia dengan Sopir Bus di Adelaide

Kompas.com - 08/09/2014, 11:06 WIB

"Tidak apa saya dikomplain, yang penting kamu selamat," jawab dia pendek.

Saya sempat terperangah mendengar jawaban tersebut. Namun, saya segera kembali meyakinkan sopir tersebut untuk segera kembali ke busnya. Namun, dia tetap tidak beranjak dari posisinya. Lampu berubah hijau dan kami pun menyeberang. Setelah itu, sopir tersebut mengantar saya ke bus stop yang ada di dekat penyeberangan tersebut. Dia mengatakan bahwa ini adalah bus stop 16, dan semua bus yang melintas akan melewati bus stop 22. Saya pun berterima kasih kepadanya sebelum akhirnya dia menyeberang kembali.

Kurang lebih 10 menit saya berdiri di bus stop tersebut dan akhirnya sebuah bus pun merapat. Baru saja saya mau bertanya, tiba-tiba sopir bus tersebut berkata,

"Naiklah, saya akan antar kamu ke bus stop 22."

Setengah heran, saya pun naik ke bus tersebut, dan kali ini saya duduk dekat sopirnya.

"Bagaimana kamu tahu kalau saya mau ke stop 22?" saya bertanya kepada sopir tersebut.

"Sopir 720 yang tadi kamu naiki, dia berkomunikasi dengan saya melalui radio panggil," jawab sopir tersebut santai. "Dia mengatakan tujuan kamu terlewati dan berpesan kepada saya untuk mengantar kamu ke stop 22."

Saat itu, saya tersenyum dan muncul perasaan salut yang tinggi terhadap sopir 720 terseubt.

Saya ingat hal ini sering terjadi saat saya bepergian di kota-kota di Indonesia, di mana sopir atau kenek lupa menurunkan saya di tempat yang saya inginkan. Namun, bila ini terjadi di Indonesia, perlakuan yang sering terjadi adalah mereka menurunkan saya di suatu area yang saya tidak kenal, lalu menyuruh saya untuk menyeberang dan naik arah sebaliknya, tanpa membantu saya menyeberang.

Sering pula penumpang lainnya mengomentari, "Lagian sih, pergi sendirian. Gak ditemenin aja?" atau "Ngapain sih pergi-pergi? Gak bisa orang rumah saja yang disuruh?" Kalau sudah demikian, biasanya saya hanya tersenyum kecut dan akhirnya terbiasa dengan komentar-komentar seperti itu. Namun, terkadang ada juga sopir atau kenek yang berbaik hati menyeberangkan saya terlebih dahulu, sebelum melanjutkan perjalanannya.

Oleh sebab itu, kejadian di 720 tersebut cukup membuat saya terkagum-kagum dengan perilaku orang Barat yang konon katanya cuek dengan orang lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com