Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/09/2014, 20:20 WIB

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) menyeru kepada Amerika Serikat untuk menghentikan serangan di Irak. Perlukah AS mematuhi imbauan tersebut? Apakah AS sedang diperdaya ISIS? PJ Crowley, mantan asisten Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, menganalisis persoalannya.

Presiden-presiden Amerika Serikat biasanya sangat diatur perilakunya di depan umum, tetapi berbicara apa adanya dalam kapasitas pribadi.

Jadi, ketika Presiden AS Barack Obama menyatakan pemerintahannya belum memiliki strategi sama sekali untuk menangani ISIS, maka pernyataan tersebut membuat berbagai pihak kaget.

Apakah bijak untuk menjadi begitu jujur? Niatnya adalah untuk mematahkan dugaan bahwa Amerika Serikat siap memperluas aksi militer terhadap ISIS.

Meski pemenggalan dua wartawan Amerika Serikat, James Foley dan Steven Sotloff, memperjelas apa yang dipertaruhkan di Suriah, Presiden Obama benar untuk tidak terburu-buru menyerang ISIS di Suriah.

Karena bisa jadi, itulah keinginan Daulah Islamiyah. Dalam rekaman video pemenggalan Sotloff, sang narator sekali lagi menyerukan Obama untuk "mundur dan tidak mengganggu orang-orang kita."

Meningkatkan tekanan

Amerika Serikat secara bertahap meningkatkan tekanan terhadap ISIS di Irak. Dengan bantuan serangan udara AS, pasukan keamanan Irak dan Kurdi Peshmerga kembali menguasai beberapa wilayah di Irak, termasuk bendungan Mosul--sebuah perkembangan yang secara khusus disorot dalam Klik rekaman Sotloff.

ISIS masih menampilkan kemampuan bertahan yang signifikan dan kemampuan kelompok itu untuk memegang dan mengendalikan sebagian besar wilayah Irak dan Suriah adalah alasan mengapa Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menyebut kelompok itu "lebih dari sekadar sebuah kelompok teroris."

Aksi militer di Irak memang selama ini efektif, tetapi langkah penting selanjutnya adalah politik.

Pertanyaannya, apakah Pemerintah Irak yang baru terbentuk dapat memperbaiki kesalahan pemerintahan Perdana Menteri Irak Nouri Maliki, mengatur negara lebih efektif dan inklusif, serta menyatukan negara untuk menentang Daulah Islamiyah?

Ada beragam cara untuk mencapai hal ini, semisal pembagian tanggung jawab dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah Irak. Namun, ini adalah sesuatu yang harus diselesaikan rakyat Irak sendiri.

Menciptakan konsensus regional

AFP PHOTO/MANDEL NGAN Presiden AS Barack Obama saat memberikan pernyataan di Gedung Putih, Sabtu (9/8/2014) terkait krisis di Irak.

Lepas dari konflik Irak, permasalahan Suriah jauh lebih kompleks. Ketika Obama mengatakan belum ada strategi untuk melawan ISIS, dia sebenarnya mengaku kekurangan strategi yang layak dan berkelanjutan untuk Suriah--sesuatu yang jelas terlihat selama tiga tahun terakhir.

Presiden Obama yang pasti pernah berbuat kesalahan dan salah perhitungan. Sikapnya tepat ketika menyeru kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad untuk mundur. Namun, dia meremehkan keterampilan Assad dalam bertahan dan sejauh mana negara-negara lain akan terlibat, terutama Rusia, untuk melindunginya.

Sikapnya tepat saat berpihak pada oposisi moderat. Namun, dia tidak memberikan mereka dukungan yang cukup ketika situasi benar-benar genting. Tahun lalu, tindakan Obama tepat saat menyerukan aksi militer yang tegas dalam menanggapi penggunaan senjata kimia oleh Suriah.

Namun, kegagalannya untuk menarik pelatuk membuat Presiden Al-Assad berada di atas angin dan merusak kredibilitas kebijakan AS dan kekuasaannya di wilayah tersebut.

Kemunculan ISIS

Munculnya ISIS adalah masalah serius, tetapi kemunculan kelompok itu bukan satu-satunya masalah dan belum tentu yang paling penting. Adalah penting untuk terus memandang Suriah melalui pandangan yang lebih luas.

Memang benar tidak ada solusi terhadap ISIS tanpa tindakan yang berarti. Hal ini tidak hanya berlaku di Irak, tetapi juga di Suriah.

Selain itu, solusi untuk ISIS berarti harus ada solusi untuk Suriah yang berarti mengatasi Al-Assad, Iran, dan Rusia. Al-Assad merupakan faktor sentral dalam kemunculan Daulah Islamiyah. Dia adalah bagian dari masalah, bukan solusi.

Rusia dan Iran juga merupakan masalah, tetapi mereka juga memandang ISIS sebagai masalah. Idealnya, mereka dapat menjadi bagian dari solusi.

Amerika Serikat juga perlu berurusan dengan agenda pemain lain yang bertentangan di kawasan itu, seperti Arab Saudi dan Qatar. Diperlukan waktu untuk membuat konsensus regional di Suriah. Tanpanya, strategi apa pun yang dibuat Amerika Serikat kecil kemungkinan akan berhasil.

Bukti untuk bertindak

YouTube Wartawan AS James Foley dengan eskekutornya yang bertopeng. Foley telah hilang sejak dia ditangkap di Suriah pada November 2012. Namun sebuah video terbaru yang dirilis ISIS menunjukkan Foley dipenggal setelah Presiden Obama memerintahkan serangan udara terhadap posisi kelompok militan itu di Irak utara pada awal Agustus ini.

Rekaman video pemenggalan Sotloff tidak mengubah pemahaman kita mengenai kelompok militan tersebut, justru memperkuatnya. ISIS menimbulkan ancaman bagi negara-negara Barat, terutama karena kemampuannya memikat orang-orang dari negara-negara Barat.

Saat ini tidak ada alasan untuk percaya ISIS memiliki kemampuan atau kepentingan untuk menyerang Amerika Serikat atau negara-negara Eropa secara langsung. Kemampuan itu mungkin dapat berubah sewaktu-waktu.

Namun, meski solusi untuk menyelesaikan ancaman ini mendesak, masih ada waktu untuk mengembangkan strategi yang tepat dan mendapatkan sekutu untuk membantu melaksanakannya. Obama mungkin bisa mendapatkan dukungan dari Kongres.

Dalam beberapa minggu ke depan, Kongres mungkin memberikan kewenangan khusus untuk AS untuk melakukan operasi militer di Suriah--sesuatu yang tidak mau mereka lakoni setahun lalu. Serangan udara ke Suriah mungkin menjadi bagian dari jawabannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com