"Rusia sudah diperingatkan dengan keras agar menahan diri dari aktivitas yang bisa memperburuk situasi," kata juru bicara kanselir, Steffen Seibert, merujuk pada peningkatan tentara dan persenjataan Rusia di wilayah Ukraina.
"Terkait sejumlah laporan tentang berulangnya kekerasan di perbatasan Ukraina, yang bisa dianggap sebagai sebuah intervensi militer, kami menunggu klarifikasi dari Rusia," tambah Steffen.
Dia menambahkan, laporan soal kegiatan pasukan Rusia di dalam wilayah Ukraina merupakan sebuah perkembangan serius yang tak diinginkan.
Lebih jauh, Seibert mengulang pernyataan Merkel sebelumnya yang menegaskan bahwa Berlin menginginkan "sebuah solusi diplomatik" dalam krisis ini. Namun, para pemimpin Uni Eropa harus mempertimbangkan peningkatan sanksi terhadap Rusia.
"Jika terjadi eskalasi, jika Rusia gagal memenuhi tanggung jawabnya untuk menstabilkan situasi dan menggunakan pengaruhnya terhadap separatis, menutup perbatasan untuk peralatan militer Rusia, maka Eropa sekali lagi harus merespon," ujar Steffen.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Petro Poroshenko terpaksa membatalkan kunjungan kenegaraan ke Turki karena menerima laporan pasukan Rusia sudah melitasi perbatasan dan bertempur bersama kelompok separatis.
Pernyataan Poroshenko itu diperkuat komentar dubes AS untuk Kiev yang mengatakan Rusia telah terlibat langsung dalam perang di Ukraina. Selain itu, NATO juga memastikan sekitar 1.000-an personel militer Rusia sudah berada di dalam wilayah Ukraina.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.