Perempuan berusia 72 tahun itu tiba-tiba sakit lalu pingsan setelah turun dari sebuah pesawat milik maskapai penerbangan Gambia yang tiba dari Sierra Leone.
Tubuh perempuan itu dilaporkan basah kuyup karena berkeringat dan dia juga beberapa kali muntah. Dia sempat dibawa ke rumah sakit sebelum akhirnya meninggal dunia.
Beruntung, setelah serangkaian tes dilakukan terhadap perempuan itu, pihak rumah sakit memastikan dia tak terjangkit virus mematikan itu.
Sejauh ini Ebola sudah menewaskan 256 orang di Sierra Leone dan secara total ebola sudah membunuh 826 orang di seluruh Afrika barat sejak wabah penyakit ini muncul pada Februari lalu.
Meski tak ditemukan virus ebola, pesawat yang baru tiba dari Afrika itu tetap dikarantina dan para petugas medis melacak orang-orang yang pernah memiliki kontak dengan penumpang perempuan yang sudah meninggal itu.
"Kami sudah mengatahui banyak orang meninggal dunia akibat Ebola di Sierra Leone. Perempuan itu berkeringat dan muntah-muntah," kata seorang pekerja bandara.
"Tim paramedis tiba untuk membantunya. Kemudian semua petugas berada diu sana, kru tim darurat, petugas bandara dan imigrasi," tambah pekerja itu.
Pesawat yang membawa perempuan itu tiba dari ibu kota Sierra Leone, Freetown, salah satu negara Afrika barat dengan korban tewas akibat ebola tertinggi.
Pesawat itu singgah di ibu kota Gambia, Banjul sebelum mendarat di bandara Gatwick, London setelah melakukan penerbangan selama lima jam.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.