Beberapa orang pencari suaka yang bersama dengan Hussin di sel itu meminta agar dokter segera dipanggil. "Hussin muntah-muntah," kata mereka.
Namun, staf di rumah detensi itu malah menolak permintaan tersebut. Staf tersebut juga mengatakan kalau dokter rumah detensi tidak bisa dipanggil lantaran tak ada di tempat. "Dokter sedang makan siang," begitu ucapan staf tersebut.
Kemudian, 55 menit berselang barulah dokter tiba. Namun, 4 menit sebelumnya, staf sudah melakukan panggilan emergensi kepada dokter tersebut. Pertolongan pertama gagal dilakukan.
Alhasil, korban dilarikan ke rumah sakit terdekat. Namun, ajal justru menjemput pria berusia 57 tahun itu.
Catatan terbaru dari Biro Imigrasi Tokyo menunjukkan kalau Hussin tewas lantaran terserang stroke setelah pingsan di selnya. Hussin masuk ke detensi sebagai pencari suaka pada 2006 silam. Sampai kini, aplikasinya untuk menjadi warga negara baru belum rampung hingga kematiannya datang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.