Kabar itu terjadi setelah pada Minggu (26/1/2020), Tel Aviv memberikan lampu hijau kepada penduduknya untuk melakukan kunjungan.
Kementerian Dalam Negeri Israel menyatakan, warga Muslim maupun Yahudi berhak datang ke Arab Saudi untuk keperluan haji, umrah, atau sekadar berbisnis.
Namun kepada CNN via AFP Senin (27/1/2020), Menteri Luar Negeri Pangeran Faisal bin Farhan menuturkan, Israel masih belum diizinkan ke Saudi.
"Kebijakan kami masih sama. Kami tak punya relasi dengan Israel. Jadi, mereka belum bisa datang kemari untuk saat ini," ujar Pangeran Faisal.
Seperti kebanyakan negara Arab lainnya, Saudi sama sekali tidak mempunyai hubungan diplomatik dengan negara pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu itu.
Meski begitu, Tel Aviv sudah membuat perjanjian damai dengan dua negara Arab, yakni Mesir dan Yordania. Upaya dengan negara lainnya mengalami kebuntuan.
Sumber utamanya adalah pendudukan yang dilakukan atas wilayah Palestina, yang juga tidak mendapat pengakuan dari sejumlah negara di dunia.
"Kami sangat mendukung adanya penyelesaian atas konflik Israel dan Palestina," ucap menteri yang menjabat sejak Oktober 2019 itu.
Dia menuturkan ketika nantinya terjadi perdamaian antara dua negara, maka peran Tel Aviv di kawasan Timur Tengah bisa dinegosiasikan.
Komentar Pangeran Faisal terjadi setelah Presiden AS Donald Trump berencana mengungkapkan proposal perdamaian pada Selasa (28/1/2020).
Dalam proposal yang sudah ditolak oleh Ramallah, Trump bersikukuh tawarannya "menjanjikan".
https://internasional.kompas.com/read/2020/01/28/12285531/arab-saudi-larang-warga-israel-untuk-berkunjung
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & Ketentuan