Salin Artikel

Gadis Meninggal Setelah 5 Tahun Makan Nasi dan Sambal, Yayasan di China Jadi Sorotan

Wu Huayan disebut meninggal pada Senin (13/1/2020) dalam usia 24 tahun, dengan penyebab kematian tidak disebutkan.

Dia menjadi pemberitaan nasional hingga internasional setelah dilarikan ke rumah sakit pada Oktober 2019 lalu.

Saat itu, Wu hanya mempunyai bobot sekitar 20 kg dan tinggi 135 sentimeter, dengan dokter menyatakan dia mengalami kekurangan nustrisi.

Begitu kisahnya tersebar, donasi pun bergulir. Salah satunya dikoordinasikan oleh 9958 Rescue Centre, proyek dari China Charities Aid Foundation for Children (CCAFC).

Dilansir SCMP Rabu (15/1/2020), donasi pun terkumpul hingga 1 juta yuan, sekitar Rp 1,9 miliar, pada akhir Oktober 2019.

Namun, yayasan itu diketahui baru mentransfer uang sebesar 20.000 yuan, atau Rp 39,8 juta, ke rumah sakit tempat Wu dirawat.

Dalam pernyataan resmi CCAFC, mereka beralasan menahan uang tersebut lantaran Wu Huayan butuh operasi jantung dan biaya pemulihannya.

Dalam keterangan yang dirilis di Weibo, CCAFC menjelaskan mereka melakukan penggalangan dana dengan sepengetahuan Wu pada 25 Oktober.

Kemudian pada 4 November, sebanyak 20.000 yuan dikirimkan ke rumah sakit guna menebus biaya pengobatan gadis itu.

Karena pemerintah kota Tongren membuka dana darurat juga besar 20.000 yuan, mereka memutuskan menahan uangnya "atas persetujuan keluarga Wu".

CCAFC kemudian menuturkan, mereka akan berkonsultasi dengan keluarga si gadis tentang bagaimana uang itu bakal digunakan.

Namun, Thecover.cn memberitakan, teman Wu yang diidentifikasi bernama Wu Yurong, mengaku keluarga belum diberi tahu soal donasi tersebut.

Portal berita lain, Ifeng.com melaporkan mewawancarai mantan anggota CCAFC yang disebut bernama Zheng Hehong.

Zheng mengungkapkan, pendiri sekaligus ketua yayasan, Wang Yu, punya kebiasaan menahan bantuan supaya bisa dijadikan pendapatan.

"Mereka tidak memberikan sumbangan kepada pasien tepat waktu. Mereka menunggu hingga pasien meninggal sehingga bisa mengambil alih donasinya," kata Zheng.

Dia mengatakan, yayasan tersebut sering memilih orang yang sudah kritis, maupun dari keluarga miskin yang tidak bisa mengecek sumbangannya.

Kasus itu menuai kemarahan publik China, di mana mereka menyatakan tidak akan lagi memberikan donasi kepada kelompok itu.

"Saya adalah salah satu donor. Saya menyumbangkan uang saya kepada Wu. Kini setelah dia tidak ada, saya ingin uang saya kembali," tegas seorang netizen.

Wu dan adiknya berjuang dalam kesulitan selama bertahun-tahun. Ibunya meninggal saat dia berusia empat tahun, dan ayahnya ketika dia duduk di bangku sekolah.

Sempat disokong oleh sang nenek, kakak beradik tersebut ditopang paman dan bibinya. Namun, mereka hanya mendapat 300 yuan (Rp 596.000) per bulan.

Sebagian besar uang itu dihabiskan untuk biaya berobat sang adik, yang dilaporkan mempunyai masalah kejiwaan.

Dia pun hanya menyimpan sekitar 2 yuan, atau Rp 3.900 per hari, untuk makan, di mana dia menghabiskannya dengan nasi dan sambal.

Dalam keterangan dokter, Wu mengalami kekurangan gizi hingga alis maupun 50 persen rambutnya berguguran.

https://internasional.kompas.com/read/2020/01/16/16234981/gadis-meninggal-setelah-5-tahun-makan-nasi-dan-sambal-yayasan-di-china

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke