Salin Artikel

Sepupu Sultan Qaboos Dinobatkan sebagai Penguasa Oman

Haitham bin Tariq Al Said dilaporkan telah diambil sumpahnya di hadapan Dewan Anggota Keluarga Kerajaan, dilansir harian al-Watan dan al-Roya.

Sepupu Sultan Qaboos yang menjabat sebagai Menteri Kebudayaan Oman disebut dipastikan sebagai pengganti melalui surat.

Raja yang meninggal pada Jumat (10/1/2020) di usia 79 tahun itu disebut tidak mempunyai keturunan maupun saudara kandung.

Karena itu sesuai konstitusi setempat, penggantinya bakal ditetapkan oleh Dewan Anggota Keluarga Kerajaan yang berjumlah 50 orang.

Diwartakan Al Jazeera Sabtu (11/1/2020), calonnya haruslah Muslim, dewasa, pandai, dan berasal dari orangtua penganut Islam Oman.

Jika tidak ada yang setuju, maka pengganti bakal dilihat berdasarkan surat wasiat yang sudah ditulis sebelumnya oleh Sultan Qaboos.

Diberitakan AFP, televisi pemerintah di tengah proses pemakaman menayangkan kabar bahwa surat tersebut telah terbuka.

Banyak pakar awalnya menjagokan Asad bin Tariq, sepupu lain, bakal meneruskan tampuk kepemimpinan Sultan Qaboos.

Sebab, dia didapuk sebagai wakil perdana menteri urusan kerja sama dan hubungan internasional oleh sultan di 2017.

"Haitham bin Tariq telah diambil sumpah sebagai sultan baru setelah dewan bertemu dan menyetujui calon yang diajukan mendiang," ulas televisi pemerintah.

Mahjoob Zweiri, profesor di Pusat Studi Teluk Universitas Qatar berujar, Haitham dianggap "sangat dekat" sebagai pengambil keputusan.

Selain itu, dirinya beberapa kali dilibatkan ketika Muscat harus menjadi mediator ketika terjadi ketegangan di Timur Tengah.

"Saya kira tidak akan terjadi perubahan besar. Saya kira Oman bakal terus memainkan peran positif mendinginkan berbagai konflik," ucap Zweiri.

Sultan Qaboos bin Said Al Said meninggal setelah memerintah selama 50 tahun, menjadikannya penguasa monarki terlama dalam sejarah Arab modern.

Dia berkuasa di Oman setelah melengserkan ayahnya, Said bin Taimur, melalui kudeta yang didukung Inggris pada 1970.

Sultan Qaboos mengubah Oman tak hanya menjadi negara maju. Namun, diperhitungkan dalam geopolitik kawasan Timur Tengah.

Menganut prinsip netral dalam politik luar negeri, negaranya sering diminta menjadi mediator negara yang berkonflik di Timur Tengah.

Salah satunya adalah memfasilitasi pertemuan rahasia antara AS dan Iran pada 2013, yang berbuah perjanjian nuklir dua tahun kemudian.

Sultan Oman itu dipandang sebagai sosok visioner dan kharismatik. Namun, dia tidak segan membungkam orang yang kontra dengan dirinya.

Seperti yang terjadi pada Arab Springs 2011, yang merambat ke Oman dengan ribuan orang turun ke jalan menuntut berakhirnya korupsi hingga kenaikan gaji.

Dia merespons tuntutan tersebut dengan memecat pejabat yang terindikasi korupsi, menjanjikan lebih banyak lapangan kerja, hingga memperluas wewenang Dewan Konsultasi.

Namun, sejak saat itu, dia memberangus koran hingga majalah yang mengkritik pemerintah, dan memenjarakan editor hingga wartawannya.

https://internasional.kompas.com/read/2020/01/11/16462021/sepupu-sultan-qaboos-dinobatkan-sebagai-penguasa-oman

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke