Salin Artikel

Pemerintah eSwatini Larang Gelaran Kompetisi Sihir dan Dukun

Kompetisi tersebut rencananya digelar di Manzini, kota terbesar kedua di eSwatini, sebuah negara di Afrika Selatan yang sebelumnya dikenal sebagai Swaziland.

"Kompetisi sihir dan dukun yang dimaksud tidak pernah terdengar di negara ini dan dianggap sebagai anomali dalam masyarakat eSwatini," kata juru bicara pemerintah, Percy Simelane, dalam sebuah pernyataan.

"Pemerintah tidak akan memberi persetujuan untuk kompetisi semacam itu. Siapa pun yang bersikeras melakukan kegiatan yang berkaitan dengan ilmu sihir akan menghadapi hukum secara penuh," lanjut pernyataan juru bicara.

Pernyataan tersebut, yang diumumkan pada Selasa (9/7/2019), mengatakan Undang-Undang Ilmu Sihir tahun 1889 mendefinisikan ilmu perdukunan, sihir, dan praktik guna-guna sebagai pelanggaran yang dapat dihukum.

"Pemerintah tidak bisa hanya duduk diam dan menonton sementara kehidupan warga negara terpapar praktik ilegal dan aneh yang dapat meracuni pikiran penduduk Swazi, terutama anak-anak," ujar Simelane.

"Pemerintah tidak akan mengizinkan kompetisi guna-guna. Titik," tambahnya menegaskan.

Negara eSwatini menjadi negara monarki dengan kekuasaan raja absolut yang terakhir di dunia. Negara di Afrika Selatan yang kini dipimpin oleh Raja Mswati III, ini memiliki populasi 1,3 juta jiwa dengan mayoritas penganut agama Kristen dan aliran kepercayaan lokal.

Diberitakan Times of Swaziland, pada Rabu (10/7/2019), yang mengutip penyelenggara kompetisi, Africa Gama, menyatakan bahwa acara tersebut akan mengadu kemampuan dukun melawan tabib tradisional seperti yang digelar pada masa kepemimpinan raja sebelumnya, Sobhuza II, yang meninggal pada 1982.

"Raja khawatir akan persaingan yang tidak perlu antara tabib sehingga mereka dikumpulkan dalam satu tempat dan diperintahkan saling menunjukkan kemampuan mereka," kata pihak Africa Gama.

https://internasional.kompas.com/read/2019/07/11/20110971/pemerintah-eswatini-larang-gelaran-kompetisi-sihir-dan-dukun

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke