Salin Artikel

Pendiri WikiLeaks Julian Assange Tak Ingin Diekstradisi ke AS

Assange hadir via teleconference di Pengadilan Westminster, di mana pengacara pemerintah AS mulai menjabarkan dugaan tentang munculnya dokumen rahasia.

"Saya tidak ingin menyerahkan diri dan diekstradisi karena melakukan karya jurnalistik yang mendapat banyak penghargaan dan melindungi banyak orang," tegas Assange dikutip AFP Kamis (2/5/2019).

Rabu (1/5/2019), Assange dijatuhi hukuman penjara selama 50 pekan setelah terbukti melanggar persyaratan jaminan pembebasannya pada 2012 silam.

Saat itu, Assange memilih mengungsi ke Kedutaan Besar Ekuador di London dan tinggal di sana dengan status suaka sebelum ditangkap pada 11 April lalu.

Assange ketika itu hendak diekstradisi ke Swedia di mana dia dituduh melakukan kekerasan seksual dan pemerkosaan. Dia menyebut dakwaan itu berkaitan dengan keputusannya merilis dokumen rahasia AS.

Assange takut jika dakwaan itu hanya menjadi alibi untuk menahannya dan kemudian mengirimkannya ke AS di mana pria berusia 47 tahun itu bakal menghadapi penuntutan.

AS mendakwa Assange melakukan konspirasi dengan mantan analis intelijen AS Chelsea Manning untuk mendapatkan password komputer milik Kementerian Pertahanan pada Maret 2010.

Manning kemudian memberikan ratusan dokumen rahasia berisi kesalahan militer AS di Perang Irak beserta sejumlah rahasia yang diperoleh dari negara lain.

Persidangan tersebut dihadiri oleh sejumlah pendukung Assange yang berada di luar pengadilan. Mereka yakin jika dibawa ke AS, Assange bisa mendapat dakwaan lebih serius dengan ancaman hingga hukuman mati.

Pemimpin Redaksi WikiLeaks Kristinn Hrafnsson saat ini fokusnya adalah berupaya sudah AS tidak diekstradisi ke AS. "Ini bakal menjadi pertanyaan hidup dan mati," terangnya.

Dalam surat terbuka yang dikirim ke pengadilan, Assange meminta maaf karena sudah melanggar pembebasan bersyaratnya dengan kabur ke Kedubes Ekuador tujuh tahun silam.

"Saya melakukan apa yang saya pikir merupakan hal terbaik dan bisa saya perbuat saat itu. Jadi, saya meminta maaf tanpa syarat apapun," ujar Assange dalam suratnya.

Sidang selanjutnya dilaporkan digelar pada 30 Mei mendatang, dengan Inggris harus memilih antara AS ataukah Swedia sebelum mengekstradisi Assange.

Swedia juga mengajukan permintaan ekstradisi buntut tuduhan kekerasan seksual yang dilakukan Assange. Kasus itu sempat digugurkan pada 2017.

Namun setelah Assange ditangkap polisi London setelah Ekuador mencabut status suakanya, pengacara korban pemerkosaan meminta supaya kasusnya dibuka kembali.

https://internasional.kompas.com/read/2019/05/02/19435231/pendiri-wikileaks-julian-assange-tak-ingin-diekstradisi-ke-as

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke