Salin Artikel

Mewahnya Perayaan Ardha Kumbh, Cara Narendra Modi Gaet Suara dari Allahabad

“Tuhan hidup dalam karakter,
Bukan dalam gambaran
Dirikanlah kuil persembahan di dalam batinmu”

Shrikanth adalah seorang penganut Hindu dari kasta Baniya--kasta kelas atas yang terdiri dari pedagang kaya, dan berpengaruh meski relatif kecil jumlahnya, hanya sekitar 28 juta orang. Mereka juga adalah pendukung utama Partai Bharatiya Janata (BJP) yang sedang berkuasa.

Shrikanth adalah pria yang cukup menyenangkan. Tidak terlalu tinggi, namun perawakan kokoh dengan dada bidang. Senyumnya merekah saat dia menjual camilan manis, seperti koya, peda, dan barfi kepada para pembeli di warungnya.

Warungnya, yang tidak lebih dari sekadar kedai kecil, terletak di kawasan pasar tradisional Chowk. Pasar tradisional ini semakin ramai dikunjungi pada sore menjelang malam atau sesudah matahari terbenam.

Motor, gerobak, truk, becak, mobil, bus, dan puluhan ribu pengunjung serta sapi-sapi liar memenuhi jalanan pasar.

Kegaduhannya hampir tidak tertahankan. Klakson kendaraan terus-menerus berbunyi sepanjang jalan. “Saya mengemudi, jadi saya membunyikan klakson”.

Setiap inci tempat ini, antara telah ditempati orang atau diperebutkan. Ini adalah situasi pusat Dataran Gangga yang luas, subur, dan padat penduduk.

Allahabad berada di wilayah tenggara UP yang kurang lebih merupakan pusat pendidikan di wilayah tersebut. Di Allahabad terdapat perguruan tinggi bergengsi yakni Universitas Allahabad yang telah berdiri selama 132 tahun, serta kompleks pengadilan tinggi terbesar di Asia.

Hal ini menjadi alasan utama mengapa keluarga Nehru-Gandhi ingin menjadikan kota tersebut sebagai rumah mereka.

Namun letak geografis Allahabad yang diapit oleh Yamuna dan dataran Gangga-lah yang membuat kota ini memiliki pengaruh spiritual yang luar biasa.

Setiap 12 tahun sekali, saat panen pertanian mencapai titik rendah, sekitar 120 juta umat berkumpul untuk melakukan mandi massal guna menghapus dosa-dosa mereka (Kumbh Mela) di “Triveni Sangam”, sebuah titik pertemuan dari kedua sungai dengan sang Dewi Saraswati.

Shrikanth merupakan pengunjung tetap di acara keagamaan tersebut. Walau, sejujurnya acara ritual enam tahunan yang disebut sebagai Ardha Kumbh (setengah Kumbh) jauh lebih sederhana.

Namun menjelang Pemilihan Umum, perayaan Ardha Kumbh tahun ini telah ditingkatkan. Dengan didanai pemerintah sebesar 589 juta dollar AS, perayaan Ardha Kumbh tahun ini mengalami peningkatan jumlah pengunjung serta terlihat lebih mewah dan lebih terorganisasi.

Singkat cerita, sebuah tindakan cerdik dan klasik dari Perdana Menteri Narendra Modi untuk menggaet suara.

“Ini (Ardha Kumbh) adalah kebanggan Allahabad”, ujar si penjual camilan manis ini, sebelum mengakui bahwa acara tersebut telah dipolitisasi tahun ini.

Namun bagaimanapun juga, Shrikanth menambahkan, “Acaranya jauh lebih terorganisasi daripada sebelumnya. Ini menunjukkan bahwa pemerintah mengetahui prioritas mereka—itulah sebabnya kita semua akan memilih BJP.”

Keesokan paginya setelah saya berjalan berkeliling untuk melihat acara Kumbh, memang sulit untuk tidak setuju dengan Srikanth.

Di negara yang terkenal akan kepadatannya, ketersediaan toilet umum, aparat yang menjaga kerumunan orang, food court, pencahayaan yang luas, dan jembatan dari jerami yang memudahkan pejalan kaki, merupakan hal yang sangat jarang terjadi.

Namun dengan UP yang mewakili 80 kursi di Lok Sabha (atau Dewan Rakyat di Parlemen), baik kota Allahabad dan ritual Kumbh Mela menjadi sangat penting tahun ini. Apalagi daerah pemilihan Narendra Modi di kota suci Varanasi hanya 3 jam di timur dari daerah ini.

Dan memang, tidak ada partai politik yang dapat menguasai India tanpa menguasai UP. Pada 2014, BJP – diuntungkan karena koalisi oposisi yang terpecah – berhasil memenangkan 71 kursi di wilayah yang mayoritas berbahasa Hindi ini.

Pada Pemilu sebelumnya SP hanya memenangkan lima kursi dan BSP tidak mendapatkan apapun, walau kedua partai ini telah menguasai wilayah ini selama 15 tahun terakhir.

Kedua partai ini memiliki daya tarik tersendiri terhadap kelompok-kelompok yang berbeda. BSP memikat komunitas kasta Dalit dan SP memikat kasta menengah dan Muslim. Bila berhasil, mereka akan membentuk blok pemilih yang hampir tidak terkalahkan.

Tentu saja BJP dengan program infrastrukturnya tidak dapat disampingkan begitu saja. Berkat BJP, Allahabad telah bertransformasi. Sumber daya listrik tercukupi dan jalan-jalan layang didirikan, salah satunya saya lewati di pusat kota saat menuju Chowk, yang diselesaikan hanya dalam waktu kurang dari delapan bulan – sebuah prestasi langka di negara ini.

Mungkin ini alasan mengapa beberapa penduduk Allahabad tidak percaya bahwa BJP dapat dikalahkan. Untuk seseorang seperti Shrikanth, tidak ada alternatif lain selain BJP.

“Rahul Gandhi sangat tidak berpengalaman, dan yang lain hanya memedulikan kepentingan komunitas mereka sendiri, bukan untuk kebaikan semua orang India,” Shrikanth menyindir sambil menyusun camilan laddoo ke dalam sebuah kotak untuk pembeli.

Masuknya Priyanka Gandhi, yang dianggap oleh beberapa orang memiliki semangat yang serupa dengan neneknya, Indira, ke kampanye Kongres Nasional India (INC) ternyata tidak dapat mengubah keadaan politik ini.

Namun, Shrikanth mengakui keadaan bisnis di Chowk belum sepenuhnya pulih sejak diberlakukan kebijakan Pajak dan Layanan Barang (Goods and Trade Services/GST) dan demonetisasi mata uang INR500 dan INR1.000.

Ditambah lagi, acara Kumbh sendiri tidak mendatangkan banyak keuntungan bisnis ke kota berpopulasi 1,1 juta warga ini. Sebab kebanyakan pengunjung diarahkan ke area perkemahan besar di luar perbatasan Allahabad.

Jadi, apakah investasi pemerintah terhadap perayaan agung Hindu di negara sekuler konstitusional ini akan terbayarkan?

Dukungan dari kasta menengah, yaitu pemilih Baniya seperti Shrikanth tidak bisa dipungkiri. Apakah kelompok kasta lain akan mengikuti? Sebagai kota yang telah menghasilkan enam perdana menteri, perkembangan politik dan agenda Pemilu di Allahabad akan sangat menarik untuk diikuti.

https://internasional.kompas.com/read/2019/03/08/21140951/mewahnya-perayaan-ardha-kumbh-cara-narendra-modi-gaet-suara-dari

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke