Salin Artikel

Suami Shamima Disebut sebagai Anggota ISIS yang Sangat Berbahaya

Di antaranya tentang identitas Yago Riedijk, suami yang dinikahi Shamima 10 hari sejak dia sampai di Suriah pada 2015.

Dalam keterangan Shamima, Riedijk merupakan anggota ISIS asal Arnhem, Belanda. Bersama Shamima, Riedijk sempat mempunyai dua anak, namun meninggal akibat malnutrisi.

Riedijk menyerah kepada Pasukan Demokratik Suriah ketika melarikan diri dari Baghouz, kota yang disebut sebagai benteng terakhir ISIS, dua pekan lalu.

Sumber dari dinas anti-teror Belanda mengungkapkan, Riedijk menjalin kontak secara reguler dengan tujuh anggota yang hendak menyerang festival musik rock di Arnhem.

"Gadis Inggris itu disebut korban yang tak berdaya. Faktanya, dia menikah dengan seorang pria yang sangat berbahaya," kata sumber itu kepada The Sun Kamis (14/2/2019).

Sumber itu melanjutkan polisi berhasil mencegah sel ISIS itu pada tahun lalu sebelum mereka sempat mengeksekusi rencananya.

Seorang petugas yang menyamar berhasil menyusup ke sel mereka, dan menyediakan senjata palsu sehingga tidak meletus ketika diserbu polisi.

Dari hasil pemeriksaan, kelompok tersebut berniat menggunakan bom mobil, granat, dan senapan serbu AK-47 untuk menyerang festival itu.

Idenya adalah pelaku bakal berjalan di antara kerumunan penonton festival, dan menembaki mereka dengan AK-47, melemparkan granat, dan meledakkan diri dengan bom mobil.

Polisi Belanda mengatakan Riedijk yang mulai terdeteksi pada 2016 di Suriah, merupakan satu dari 29 pria dari Arnhem yang mengalami radikalisasi.

Dari 29 pria Arnhem yang bertolak ke Suriah, setidaknya satu orang dilaporkan tewas, dan lima orang memilih melarikan diri.

Riedijk dikabarkan terluka dalam pertempuran. Dia sempat ditangkap dan disiksa oleh petinggi ISIS dengan tuduhan menjadi mata-mata.

Sebelumnya dalam wawancara dengan jurnalis The Times, Anthony Loyd, Shamima ingin pulang setelah empat tahun bergabung dengan ISIS.

Dia mengatakan menyeberang ke Suriah dari Turki pada 2015 bersama Amira Abase dan satu temannya lagi, Kadiza Sultana, dengan meninggalkan Bethnal Green.

Di Raqqa, dia menikah dengan seorang anggota ISIS asal Belanda bernama Yago Riedijk dan menjalani kehidupan yang "normal".

"Sejak saat itu hingga sekarang terdengar suara bom. Namun, bagi kami itu adalah hal biasa," ujar Shamima yang tinggal di kamp pengungsi al-Hawl.

Dia mengaku tidak pernah menyaksikan eksekusi secara langsung, tetapi pernah melihat ada kepala yang dibuang di tong sampah.

Dia mengatakan, keputusannya untuk pulang ke ISIS karena dia tidak ingin bayi yang dikandungnya meninggal dalam kamp pengungsi.

Shamima mengungkapkan, dia sudah melahirkan dua anak. Namun, mereka meninggal ketika usia mereka baru menginjak delapan dan 21 bulan.

Kehilangan dua anak membuatnya sangat terguncang. "Saya sangat terkejut dan pada akhirnya saya tidak bisa menerimanya," ujarnya.

Dia juga kehilangan sahabatnya Kadiza yang diyakini terbunuh di Raqqa dalam serangan udara Rusia pada Mei 2016 meski hingga saat ini laporan tersebut belum terkonfirmasi.

Terkait dengan ISIS, Shamima menegaskan dia tidak menyesal meninggalkan Inggris dan bergabung dengan kelompok itu pada 2015.

"Namun, saya tidak berharap tinggi. Jumlah mereka saat ini semakin mengecil. Selain itu, korupsi dan penindasan membuat mereka tak layak menang," lanjutnya.

https://internasional.kompas.com/read/2019/02/15/11341131/suami-shamima-disebut-sebagai-anggota-isis-yang-sangat-berbahaya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke