Salin Artikel

Bangkok Diselimuti Asap Polusi, 437 Sekolah Terpaksa Diliburkan

Para pejabat setempat mengatakan, polusi sudah melampaui batas yang ditetapkan di 39 wilayah berbeda. Sehingga Gubernur Bangkok Aswin Kwanmuang meperingatkan, anak-anak bisa terdampak.

Konsentrasi partikel berbahaya yang dikenaldengan PM2,5 meningkat pada akhir Desember lalu dan terus meningkat di atas ambang batas aman yang ditetapkan WHO yaitu 50 mikrogram per meter kubik.

Setelah sempat membaik di akhir pekan, kualitas udara Bangkok pada Rabu mencapai angka 200 pada Indeks Kualitas Udara.

Artinya udara ibu kota Thailand itu membahayakan kesehatan seluruh masyarakat.

Warga kota semakin kesulitan mengatasi masalah polusi ini hingga angin, yang pada Januari dan Februari embusannya amat pelan, bertiup kembali di kota itu.

Pengendara sepeda motor Thodsaphon Thippawan mengaku kesulitan bernapas dalam beberapa hari terakhir.

"Saya harus mengenakan masker agar bisa bernapas," kata Thippawan sambil memamerkan masker berkatup ang dibelinya dengan harga sekitar Rp 45.000.

Sementara itu, Direktur Greenpeace Thailand, Tara Buakamsri mengatakan, kondiai ini akan bertahan hingga akhir Februari.

"Kondisi akan lebih buruk sebagai hasil fenomena El Nino yang akan datang dalam waktu dekat," ujar Tara.

Badan PBB Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) memperkirakan fenomena El Nino ini akan terjadi pada akhir Februari nanti.

Sementara itu, menurut harian The Bangkok Post, pemerintah mempertimbangkan penggunaan drone untuk menyemprotkan air untuk mengurangi partikel debu.

Direktur Istitur Tekknologi Pertahanan Preecha Pradapmuk mengatakan 12 buah drone disediakan pihak swasta dan organisasi pemerintah untuk melakukan misi uji coba di beberapa lokasi Bangkok.

Di sana ke-12 drone itu akan terbang di ketinggian 24 meter dan menyemprotkan air selama 30-40 menit.

Penyemprotan air ini dilakukan untuk mengurangi konsentrasi PM2,5 sebesar 10 mikrogram per meter kubik.

Pemerintah juga memeprtimbangkan untuk menggunakan hujan buatan tetapi para pakar mempertanyakan efektivitas cara ini.

"Hujan buatan tak akan berhasil, karena kondisi meteorologinya tidak bagus. Cuaca terlalu kering," kata Sonthi Kotchawat, seorang pakar kesehatan lingkungan independen.

Menurut Departemen Pengendali Polusi, sepeti dikabarkan The Bangkok Post, penyebab polusi udara ini adalah kendaraan bermesin disel, pembakaran luar ruangan, industri berat, dan pembangkit listrik.

https://internasional.kompas.com/read/2019/01/30/19263021/bangkok-diselimuti-asap-polusi-437-sekolah-terpaksa-diliburkan

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke