Salin Artikel

Konflik Gaza: Skenario Saudi untuk Alihkan Kasus Jamal Khashoggi?

Kabar tersebut dihembuskan oleh sumber internal Saudi kepada Middle East Eye Rabu (14/11/2018). Sumber itu menuturkan, sebuah satuan tugas darurat telah dibentuk.

Satgas itu dibentuk untuk membendung pengaruh negatif dari berbagai kabar kasus pembunuhan Khashoggi yang dilontarkan otoritas Turki.

Sumber tersebut berujar, satgas tersebut bakal memberi perkembangan kepada Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) setiap enam jam.

Diharapkan serangan ke Gaza bakal mengalihkan fokus Amerika Serikat (AS) dan menempatkan peran utama Saudi dalam kepentingan strategis Israel.

Sumber itu melanjutkan, satgas darurat itu juga merekomendasikan 30 langkah jika nantinya Washington memberikan sanksi kepada Saudi.

Langkah balasan itu antara lain kemampuan Riyadh menggandakan harga minyak, menawarkan Rusia untuk membangun markas di wilayah utara.

Atau ancaman untuk berpindah haluan dari AS, dan menjadikan Rusia serta China sebagai pemasok utama persenjataan Saudi.

Seorang analis politik yang tak ingin disebutkan identitasnya berkata kepada MEE bahwa MBS mencoba membujuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

"Namun melihat perkembangan saat ini, saya tidak yakin upaya yang dilakukan Saudi kepada Netanyahu sukses," kata analis tersebut.

Analis itu berujar kemungkinan Netanyahu bergerak tidak berdasarkan permintaan MBS merujuk kepada masuknya Qatar ke Gaza.

Saat ini, Qatar merupakan musuh Saudi setelah mereka dituduh mendukung terorisme dan berhubungan dengan rival Saudi, Iran.

Oktober, Qatar mengirimkan pasokan bahan bakar sebanyak 450.000 liter yang ditaksir bernilai 60 juta dollar AS, atau Rp 912 miliar.

Pasokan bahan bakar itu dikirim untuk untuk menambah pasokan listrik bagi warga Gaza dari empat jam menjadi delapan jam sehari.

"Jika Netanyahu bergerak berdasarkan kesepakatan, dia tak mungkin berhenti dan memberikan kesempatan bagi Qatar yang bisa menjadi bentuk kekalahan Saudi," kata analis tersebut.

Riyadh kemudian melontarkan pernyataan bahwa Khashoggi tewas dalam pertikaian sebelum mengakui bahwa dia merupakan korban pembunuhan berencana.

Pemerintah setempat mengumumkan telah memecat lima pejabat dan menangkap 18 orang yang ada hubungannya dengan kasus pembunuhan itu.

Media Turki Daily Sabah, menyatakan telah mendapatkan citra sinar-X isi tas dari 15 pelaku pembunuhan Khashoggi.

Tim tersebut dipimpin Maher Abdulaziz Mutreb yang dilaporkan merupakan pengawal MBS. Harian AS, The New York Times, mewartakan, Mutreb kemudian melakukan panggilan telepon untuk melaporkan misinya.

"Pergi, katakan kepada bos Anda bahwa operasi telah berhasil diselesaikan," demikian ucapan Mutreb yang sering tertangkap kamera berada di samping MBS.

Pejabat intelijen Turki percaya perkataan "bos Anda" merujuk kepada MBS, dan Mutreb saat itu sedang menelepon salah satu asisten sang putra mahkota.

Oleh pelaku, Khashoggi dicekik menggunakan kantong plastik setelah dia masuk. Dalam rekaman, dia sempat memohon dan mengaku menderita klaustrofobia.

Jenazah jurnalis berusia 59 tahun tersebut dimutilasi dan dilenyapkan di kediaman dinas Konsul Jenderal Saudi di Istanbul Mohammed al-Otaibi.

Penasihat Presiden Recep Tayyip Erdogan Yasin Aktay menuturkan, jenazah Khashoggi dimutilasi agar lebih mudah dilenyapkan menggunakan cairan asam.

Sumber dari kantor jaksa penuntut Turki mengungkapkan, pelaku melarutkan jenazah Khashoggi menjadi cairan dan dibuang ke saluran air.

Sumber tersebut menuturkan, mereka mengklaim telah menemukan sampel cairan asam dan bahan kimia di saluran air dan kebun di tempat tinggal Otaibi.

https://internasional.kompas.com/read/2018/11/14/21085211/konflik-gaza-skenario-saudi-untuk-alihkan-kasus-jamal-khashoggi

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke