Salin Artikel

Putin Sebut Skripal sebagai Pengkhianat Negara

Skripal dan putrinya, Yulia, menjadi korban serangan racun saraf novichok di Salisbury, Inggris, pada Maret lalu.

Namun, Rusia menyangkal tuduhan terlibat dalam upaya peracunan terhadap Skripal, yang disebut Inggris dilakukan oleh intelijen militer Rusia.

"Dia hanyalah seorang mata-mata, pengkhianat terhadap negara," katanya, Rabu (3/10/2018).

"Dia ditangkap, dihukum, menghabiskan lima tahun di penjara. Kita membiarkannya pergi, dia pergi dan terus bekerja sama, memberikan konsultasi untuk layana keamanan (asing)," ucapnya, seperti dikutip AFP.

Pihak berwenang menuduhnya sebagai agen ganda yang berbagi rahasia negara Rusia dengan MI6 dari Inggris.

Dia mengakui perbuatannya dan dihukum 13 tahun penjara.

Namun, pada 2010, dia menerima pengampunan dan dibebaskan ke Inggris sebagai bagian dari program pertukaran.

"Saya melihat beberapa rekan mendorong teori, Skripal merupakan aktivis hak asasi manusia," ucap Putin.

Skripal dan putrinya berhasil lolos dari maut usai terkena paparan racun saraf novichok. Namun, perempuan Inggris bernama Dawn Strugess yang turut terpapar racun saraf setelahnya, justru tak bisa diselamatkan.

Meski menyebut Skripal sebagai pengkhianat, Putin menyatakan pemerintah Rusia tidak harus meracuninya demikian.

"Tidak seorang pun yang perlu meracuninya orang lain di sana (Inggris)," katanya.

Sejauh ini, pemerintah Inggris merilis identitas dua pria asal Rusia sebagai pelaku utama upaya peracunan terhadap Skripal dan putrinya.

Mereka adalah Alexander Petrov dan Ruslan Boshirov. Kedua pria itu mengklaim, hanyalah turis yang mengunjungi Salisbury.

https://internasional.kompas.com/read/2018/10/04/11035221/putin-sebut-skripal-sebagai-pengkhianat-negara

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke