Pembunuhan di London Terus Meningkat, Tahun Ini Ada 46 Korban Tewas

LONDON, KOMPAS.com - Tingkat kekerasan disertai pembunuhan di London, Inggris, makin melonjak sepanjang Februari dan Maret tahun ini.

BBC melaporkan, sepanjang tahun ini, ada 46 orang di London yang tewas ditikam, ditembak, atau terluka parah.

Sebagai perbandingan, di New York, Amerika Serikat, sebanyak 50 orang jadi korban pembunuhan sepanjang tahun ini.

Namun, tingkat pembunuhan di New York menunjukkan penurunan dari Januari lalu ke Februari, sementara London memperlihatkan sebaliknya.

Statistik dari Departemen Kepolisian New York (NYPD) dan Polisi Metropolitan London yang dilaporkan Sunday Times, menyoroti langkah untuk memperkecil tingkat pembunuhan di kedua kota tersebut yang memiliki jumlah populasi yang sama.

Balai Kota London menyatakan keprihatinannya terhadap penikaman yang terjadi, namun tetap bersikeras bahwa London tetap menjadi salah satu kota yang paling aman di dunia.

"Kami bekerja keras dengan mitra untuk memahami peningkatan (pembunuhan) dan apa yang bisa kita lakukan untuk mencegah tragedi ini," kata juru bicara kepolisian London.

Mantan kepolisian Metropolitan London, Leroy Logan, mengatakan data menunjukkan karakteristik kekerasan di London telah menjadi semacam virus.

"Kami telah melihat virus kekerasan menyebar. Ini endemik di berbagai lapisan masyarakat. Itu hanya bisa ditangani secara holistik," katanya.

"Polisi tidak bisa menangkap atau berhenti dan mencari jalan keluar dari masalah ini, perlu kerja sama dengan masyarakat," tambahnya.

Berikut data jumlah pembunuhan di London dan New York selama tahun 2018 berjalan:

- Pada Januari, Kepolisian London menginvestigasi 8 pembunuhan, sementara NYPD menghadapi 18 kasus pembunuhan

- Februari, tingkat pembunuhan di London membunuh menjadi 11 kasus, sedangkan di London meningkat jadi 15 kasus

- Maret, London dihadapkan pada 22 kasus pembunuhan, sementara 21 kasus pembunuhan ada di New York.