Salin Artikel

Pria Pembunuh Dua Putri Kandungnya Disuntik Mati

John Battaglia (62) menembak mati Faith (9) dan adiknya, Liberty (6), pada Mei 2001. Sementara ibu kedua bocah itu, Mary Jean Pearle, tak berdaya mendengarkan pembunuhan itu lewat telepon.

Pada Kamis malam, akhirnya mantan akuntan itu menjalani eksekusi hukuman mati setelah upaya terakhir mendapatkan pengurangan hukuman ditolak Mahkamah Agung AS.

Di saat-saat menentukan itu, Mary Jean Pearle menyaksikan proses eksekusi terhadap mantan suaminya itu.

Saat diminta menyampaikan pernyataan terakhirnya, Battaglia hanya tersenyum sambil memandang mantan istrinya yang berada di balik kaca.

"Hai Mary Jean, sampai berjumpa lagi," kata Battaglia seperti disampaikan media setempat dan petugas penjara.

Battaglia kemudian mengatakan agar eksekusi segera dimulai dan menutup matanya. Namun, beberapa saat kemudian dia membuka matanya.

"Saya masih hidup?" ujar Battaglia seperti dikabarkan harian Dallas News.

Sesaat kemudian, Battaglia menghela napas dan berkata, "Saya merasakannya."

Battaglia, mantan anggota marinir, dinyatakan meninggal 22 menit setelah menerima suntikan maut. Dia adalah terpidana mati ketiga yang dieksekusi di AS sepanjang tahun ini.

Para kuasa hukum Battaglia berusaha menyelamatkan nyawa kliennya dengan berargumen bahwa pria itu mengalami masalah mental dan tak bisa dieksekusi.

Namun, kuasa hukum Negara Bagian Texas berpendapat Battaglia menyadari perbuatannya sehingga dia layak menjalani hukuman mati.

Battaglia menembak mati kedua putrinya dengan menggunakan pistol kaliber .45 di rumahnya di kota Livingston, Texas, pada 2 Mei 2001.

Pada hari pembunuhan, Battaglia mengetahui surat penahanan untuknya telah diterbitkan pengadilan karena dia melanggar masa pembebasan bersyaratnya.

Battaglia sempat berurusan dengan hukum dan dipenjara setelah terbukti menyerang mantan istrinya, Mary Jeane Pearle.

Malam itu, Battaglia menjemput kedua putrinya dalam sebuah kunjungan rutin terjadwal.

Kemudian, dia mengirim pesan pendek kepada Mary Jane bahwa salah satu anak mereka ingin menelepon ibunya.

Mary Jane kemudian menelepon ke rumah Battaglia yang kemudian menggunakan pengeras suara untuk berbicara.

Dia kemudian meminta putrinya, Faith untuk bertanya kepada Mary Jane.

"Ibu, apakah ibu ingin agar ayah kembali ke penjara?" tanya Faith.

Beberapa saat kemudian anak kecil itu berteriak penuh ketakutan: "Jangan ayah, tolong jangan lakukan itu."

Mary Jeane yang tak berdaya hanya bisa berteriak menyuruh kedua putrinya untuk lari sebelum mendengar suara tembakan dan teriakan suaminya.

"Selamat hari Natal," ujar Battaglia.

Saat mendengar rentetan tembakan, Mary Jeane menutup telepon dan kemudian menghubungi 911.

Setelah membunuh kedua anaknya, dengan santai Battaglia pergi ke tukang pembuat tato dan membuat dua tato mawar di lengannya.

Di tempat pembuat tato itulah polisi kemudian menangkap Battaglia.

https://internasional.kompas.com/read/2018/02/02/17291721/pria-pembunuh-dua-putri-kandungnya-disuntik-mati

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke