Salin Artikel

Ketika Rental Sepeda Jadi Ancaman Sosial di China

Fenomena itu digambarkan sebagai sebuah revolusi hijau. Namun, kini sepeda-sepeda tersebut justru menjadi ancaman sosial.

Dilansir dari Sky News, Senin (1/1/2018), penyewaan sepeda tidak menggunakan skema konvensional, di mana sepeda harus dikembalikan ke lokasi tertentu.

Dengan sistem pemosisi global (GPS) yang aktif dan sebuah aplikasi ponsel, penyewa dapat memarkirkan sepeda di titik mana pun.

Akibatnya, pejalan kaki kesulitan berjalan di jalanan ibu kota karena sepeda ditinggalkan begitu saja di pinggir jalan dan jalur sepeda. Ada pula sepeda yang masuk ke sungai sedingin es. 

Bike-sharing sudah dapat diakses di lebih dari 160 kota di dunia, termasuk Inggris. Di China, persaingan pangsa pasarnya sangat ketat ditambah dengan regulasi yang longgar.

Perusahaan rental sepeda di China memang memiliki tim untuk menangani sepeda-sepeda itu dengan sistem intensif dan penalti.

Namun, selama tim berupaya menyingkirkan sepeda tersebut, ternyata sepeda yang terparkir sembarangan justru semakin bertambah.

Menurut pengakuan petugas rental sepeda, masyarakat tetap tidak melakukan imbauan yang diberikan perusahaan.

Di kota pesisir tenggara Xiamen, pemerintah telah mengumpulkan puluhan ribu sepeda yang terparkir secara ilegal. Tumpukan sepeda itu begitu besar hingga perlu alat berat untuk menjangkau bagian puncaknya.

Badan Pengaturan Kota menyebutkan, sejauh ini tidak ada perusahaan yang datang untuk mengambil kembali sepedanya. Badan itu memperkirakan ada sekitar satu sepeda untuk setiap 10 orang di kota tersebut.

Wang Jiangyan, Direktur Eksekutif Pusat Transportasi Keberlanjutan China, berpendapat, diperlukan sistem yang dapat melakukan analisis lebih akurat, sistem operasi yang lebih baik, dan sistem perpindahan pengguna yang tepat.

"Sepeda harus dipelihara dengan lebih baik. Jika rusak, perusahaan perlu memperbaikinya," katanya.

"Pemerintah perlu membuat aturan yang lebih ketat untuk membantu perusahaan lebih baik," tambahnya.

Sebelumnya, laman Asia Times menyebut jutaan sepeda yang terbengkalai itu sebagai "sepeda zombie".

Berdasarkan data dari pusat riset perdagangan elektronik China, ada lebih dari 60 perusahaan yang gulung tikar dalam dua tahun terakhir. Dalam beberapa kasus, uang deposit dari pengguna tidak dapat kembali.

Sepeda dari perusahaan yang bangkrut dibiarkan di jalanan dan tempat pembuangan sampah.

Berdasarkan data dari Asosiasi Sepeda China, sekitar dua juta sepeda siap dijalankan oleh 20 perusahaan pada 2016. Sementara, sepanjang 2017, ada 20 juta unit sepeda yang telah diluncurkan.

Namun, selama enam bulan pertama pada tahun lalu, enam perusahaan rental sepeda, seperti Wukongbike dan 3V bike, mengalami kebangkrutan. Perusahaan gagal memperoleh pendapatan untuk membayar utang.

Media lokal China memperkirakan, sekitar 2 juta sepeda bike-sharing telah menjadi sepeda zombie, sementara lebih banyak perusahaan serupa yang menghadapi masalah likuiditas dengan kelebihan suplai sepeda.

Sepeda rusak dan tidak digunakan berada di jalanan dan bahu jalan sehingga menyebabkan masalah limbah bagi China.

https://internasional.kompas.com/read/2018/01/02/10130071/ketika-rental-sepeda-jadi-ancaman-sosial-di-china

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke