Agen Patroli Perbatasan AS-Meksiko Asal Texas Tewas Dilempari Batu

Sementara, seorang rekannya yang lain menderita luka serius. Biro Investigasi Federal (FBI) mengonfirmasi, kedua agen tersebut tidak mengalami luka akibat senjata api.

Dilansir dari BBC, Senin (20/11/2017) Presiden AS Donald Trump mengatakan, bakal mencari keadilan atas serangan ke agennya. Dia menyampaikan negaranya membutuhkan tembok perbatasan dengan Meksiko.

Kedua petugas itu sempat dibawa ke rumah sakit, namun satu orang agen dinyatakan meninggal.

Dalam sebuah rilis pada Minggu (19/11/2017), pejabat Bea Cukai dan Perbatasan AS mengidentifikasi korban tewas merupakan petugas asal El Paso, Texas berusia 36 tahun, Rogelio Martinez.

Namun, agensi itu tidak merilis lebih detail mengenai penyebab kematian Martinez, ataupun nama dari korban selamat.

Perwakilan serikat pekerta Patroli Perbatasan Nasional (NBPC) meyakini batu menjadi senjata untuk menyerang anggotanya.

Chris Cabrera, juru bicara NBPC, menyebut agen perbatasan sering mendapatkan serangan dengan batu.

"Salah satu teman saya bahkan hampir kehilangan matanya," katanya.

Peristiwa pelemparan batu tersebut menggambarkan sekitar 75 persen dari 18.000 agen patroli perbatasan yang mengalami serangan.

Di perbatasan AS-Meksiko kini telah berdiri pagar satu lapis sepanjang 1.052 kilometer dari seluruh panjang perbatasan yaitu 3.143 kilometer. Selain itu terdapat 92 kilometer pagar pembatas yang terdiri dari dua dan tiga lapis.

Sejak musim panas lalu pemerintah sudah menunjuk enam perusahaan untuk membangun model tembok yang akan digunakan.

Setiap model akan didirikan dengan jarak 9 meter beberapa meter dari pagar yang memisahkan San Diego dari Tijuana, Meksiko.

Setiap perusahaan yang ditunjuk mendapatkan 300.000-600.000 dolar AS untuk membangun setiap model pagar dan memiliki waktu satu bulan untuk menyelesaikannya.

Presiden AS Donald Trump sudah meminta anggaran sebesar 1,6 miliar dolar kepada Kongres untuk mendirikan tembok pembatas itu.