Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Digemari Kaum Ekstremis, Banglades Tutup Televisi Islamis

Kompas.com - 11/07/2016, 10:11 WIB

DHAKA, KOMPAS.com – Otoritas Banglades menutup media yang menyalurkan siaran beraliran keras yang selama ini digemari oleh kelompok ekstremis, yakni sebuah stasiun televisi Islamis.

Pemerintah Banglades, Minggu (10/7/2016), juga meminta setiap sekolah untuk melaporkan pelajar dan mahasiswa yang hilang karena telah menjadi simpatisan kelompok ekstremis.

Upaya untuk menutup media beraliran keras itu dilakukan setelah pihak aparat keamanan mendapati beberapa ekstrimis yang dicurigai telah menjadi penggemar siaran televisi Islamis itu.

Menteri Penerangan Banglades, Hasanul Hag Inu, mengatakan, sebuah komite kabinet negara itu telah mengambil keputusan final untuk menutup Peace TV karena siaran-siaran yang menghasut.

Sebelumnya, Jumat (1/7/2016), terjadi serangan besar oleh sekelompok militan ke sebuah kafe di Dhaka, ibu kota Banglades yang menewaskan total 28 orang.

Tidak lama kemudian, tepatnya Kamis (7/7/2016), pada hari kedua Lebaran, kelompok radikal juga menyerang pos polisi di Distrik Kishoreganj, Banglades utara menewaskan empat orang.

Dari hasil penyelidikan polisi, sejumlah penyerang dalam dua insiden itu ada penyuka siaran beraliran keras, termasuk Peace TV.

Sejumlah mahasiswa juga terlibat dalam serangan di Dhaka, Jumat (1/7/2016) malam, yang menewaskan 20 warga sipil (17 warga asing), dua polisi, dan enam penyerang.

Itu sebabnya otoritas terkait Banglades meminta pihak sekolah, kampus, dan orangtua, yang kehilangan anak agar segera melaporkannya kepada polisi.

Tentang Peace TV, jaringan televisi ini dikelola seorang dokter dan ulama Zakir Naik, yang juga pendiri dan Ketua Yayasan Peneliti Islam (IRF) yang berbasis di Mumbai, India.

Program-program siarannya ditayangkan dari Dubai, Uni Emirat Arab (UEA).

Perdana Menteri Sheikh Hasina sebelumnya menyerukan agar setiap sekolah, perguruan tinggi atau universitas untuk "membuat daftar pelajar yang hilang dan mempublikasikannya".

Banglades ingin pulih dari serangan teroris yang menargetkan aktivis sekuler atau tokoh agama minoritas. "Kami akan ketat, membasmi militansi dan terorisme dari Banglades," kata Hasina.

PM Banglades  menutup media ekstrem akibat meluasnya kekhawatiran masyarakat bahwa kelompok militan telah memengarui siswa atau mahasiswa menjadi radikal di madrasah.

Mahasiswa universitas diduga berpartisipasi dalam serangan mematikan selain di Dhaka, juga di Kishoreganj.

Polisi mengatakan, dua serangan itu dilakukan oleh kelompok militan lokal terlarang meskipun kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah mengklaim bertanggung jawab untuk serangan di Dhaka, Jumat (1/7/2016).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com