Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Afganistan Terjebak Strategi "Bacha Bazi", Seks Anak, dari Taliban

Kompas.com - 29/06/2016, 08:25 WIB

KABUL, KOMPAS.com – Kekerasan seksual terhadap anak-anak, terutama yang laki-laki, dilaporkan telah melembaga di tubuh Kepolisian Afganistan.

Presiden Afganistan, Ashraf Ghani, Selasa (28/6/2016), pun mengeluarkan surat perintah penyelidikan resmi terkait tudingan tersebut,  seperti dilaporkan Agence France-Presse.

Dalam pernyataannya Ghani berejanji untuk menghukum seberat-beratnya polisi-polisi yang terlibat di dalam kasus kekerasan seksual atas anak-anak, yang umumnya laki-laki.

"Presiden memerintahkan penyelidikan menyeluruh dan tindakan segera akan diambil berdasarkan hasil penyelidikan," demikian pernyataan yang dikeluarkan oleh istana presiden.

Sebelumnya, kantor berita Perancis itu melaporkan, kelompok militan Taliban telah menggunakan anak-anak laki-laki sebagai “bacha bazi’ untuk menyusupi tubuh kepolisian.

Dalam bahasa Persia,  istilah “bacha bazih” digunakan berkaitan dengan kekerasan seksual terhadap anak, seperti pelecehan, aksi pronografi anak, budak seks anak, dan semburit (sodomi).

Di Afganistan terdapat tradisi 'bacha bazi' itu. Anak-anak laki-laki digunakan sebagai pasangan seksual orang-orang berpengaruh.

Praktik itu, yang oleh sebagian media disebut sebagai perbudakan seks, digunakan oleh Taliban untuk menyusupi tubuh kepolisian.

Oleh Taliban, anak-anak dipaksa untuk menjadi pasangan seksual para anggota kepolisian Afganistan.

Namun, anak-anak itu sebenarnya juga adalah mata-mata yang akan melancarkan serangan dari dalam tubuh kepolisian itu sendiri.

Setidaknya sudah ratusan polisi tewas di Uruzgan, provinsi terpencil di Afganistan selatan akibat serangan dengan stragegi “bacha bazi” itu. Taliban membantah tudingan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com