Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peserta Ujian yang Tepergok "Nyontek" Kini Diancam Pidana Penjara

Kompas.com - 08/06/2016, 05:44 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Lebih dari sembilan juta tamatan SMA di China saat ini sedang menempuh ujian nasional untuk masuk ke universitas atau yang biasa disebut gaokao.

Hasil ujian tersebut akan menentukan universitas yang akan menerima mereka, yang kelak akan menentukan masa depan. Tak heran jika para peserta ujian berada dalam tekanan berat.

Nah, untuk pertama kalinya, Pemerintah setempat memberlakukan aturan tegas bahwa bagi para peserta yang tepergok melakukan kecurangan. Mereka yang kedapatan menyontek dalam ujian kini diancam hukuman penjara.

Gaokao menjadi titik penting dalam sistem pendidikan di China sejak tahun 1950-an. Proses ini hanya terhenti pada masa "revolusi kebudayaan" di bawah pimpinan Mao Zedong.

Jika gagal dalam ujian ini, maka masa depan seseorang dianggap tidak akan secerah tamatan perguruan tinggi lainnya, dan akan mengecewakan keluarga.

Sejumlah murid sampai menggunakan pembimbing pribadi profesional -biasanya mahasiswa universitas maupun tamatan universitas, yang tinggal bersama peserta ujian untuk berlatih bersama.

Seperti dilaporkan laman Sixth Tone, salah seorang pembimbing, Zhao Yang -yang baru tamat dari universitas di Shanghai, mendapat bayaran 300 yuan atau sekitar Rp 600.000 per hari, untuk ikut bergadang dan belajar sama calon peserta ujian.

Tak kurang orangtua juga memilih untuk tinggal di hotel yang dekat dengan tempat ujian guna menghemat waktu perjalanan. Sebab, ujian akan berlangsung selama tiga hari, yang membuat hotel menyediakan "paket gaokao".

Hotel-hotel di Beijing, misalnya, ada yang menawarkan paket menginap selama ujian dengan tarif 2.000 yuan atau Rp4 juta per malam. Kamar pun harus dipesan dari awal karena sering sudah penuh pada masa-masa ini.

Tak kalah pentingnya adalah pengawasan karena di masa lalu ditemukan beberapa kasus kecurangan, sejalan dengan kemajuan teknologi.

Ruang ujian kini diawasi ketat dengan kemera pengawas. Sementara pemeriksaan dilakukan atas para peserta untuk memastikan tidak ada alat pendengar atau jam tangan tersembunyi.

Bahkan, sepatu dan baju pun digeledah untuk mencegah kemungkinan dilengkapi dengan peralatan tertentu.

Terakhir, langkah terbaru adalah, bagi yang tertangkap curang diancam hukuman maksimal tujuh tahun penjara, serta dilarang ikut ujian nasional selama tiga tahun.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com