Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Naik 10 Kali Lipat, Jumlah Anak yang Dipakai Boko Haram untuk Bom Bunuh Diri

Kompas.com - 13/04/2016, 12:00 WIB

KOMPAS.com — Jumlah pelaku pengeboman bunuh diri yang dilakukan oleh anak-anak oleh kelompok garis keras Boko Haram meningkat dari empat menjadi 44 kasus dalam setahun. Hal itu naik lebih dari 10 kali lipat.

Hal ini mendatangkan konsekuensi bahwa anak pun sudah dipandang sebagai ancaman oleh berbagai komunitas.

Tak hanya itu, data Unicef yang dirilis pada Selasa (12/4/2016) mengungkap, sebanyak 75 persen dari pelaku bom bunuh diri anak adalah bocah perempuan. Mereka diyakini sebagai korban dan bukan murni pelaku kejahatan.

"Sebagai senjata serangan bunuh diri, keterlibatan anak kian menjadi hal yang umum. Sejumlah komunitas mulai melihat anak sebagai ancaman," ungkap Manuel Fontaine, Direktur Unicef untuk Afrika Barat. 

"Kecurigaan yang muncul bisa menimbulkan konsekuensi destruktif. Bagaimana mungkin masyarakat bisa membangun dirinya jika mereka mengusir saudaranya sendiri, anak perempuan, dan ibu mereka," ungkap Manuel. 

Seperti dirilis Kantor Berita Associated Press, ada seorang wanita berusia 20-an tahun yang berhasil dibebaskan oleh tentara dalam serangan di sebuah desa yang dikuasai Boko Haram.

Setelah wanita itu bertemu kembali dengan keluarganya di Maiduguri bulan lalu, dia mengatakan kepada ibunya bahwa dia telah dilatih sebagai pengebom bunuh diri.

Mendengar kabar itu sang ibu tentu sangat takut jika putrinya akan berbalik. Hal ini diceritakan salah satu sepupu wanita itu yang meminta namanya dirahasiakan.

Jumlah pengebom bunuh diri yang dilakukan oleh anak-anak di Nigeria dan negara tetangganya Kamerun dan Chad, meningkat tajam hingga 10 kali lipat di tahun lalu. 

Intensitas pengeboman pun meningkat dari 32 kali di tahun 2014 menjadi 151 kali tahun lalu. Demikian data yang terekam di Unicef.

Pada tahun 2015, sebanyak 89 serangan terjadi di Nigeria, 39 kali di Kamerun, 16 kali di Chad, dan tujuh kali di NIger. 

Kelompok Boko Haram biasa mengirim pelaku bom bunuh diri ke masjid, pasar, dan berbagai target mudah lainnya, sejak pasukan multinasional menekan mereka keluar dari lokasi pendudukan mereka.

Boko Haram mengaku ingin membangun negara Islam di Nigeria. Padahal, di negara itu jumlah pemeluk Islam dan Kristen hampir sama. Kaum Muslim menempati wilayah utara dan Kristen di selatan. 

Laporan lain dari Mercy Corps menyebutkan, diasumsikan, sulitnya lapangan pekerjaan bagi anak muda membuat mereka memilih untuk bergabung dengan Boko Haram.

Kesimpulan ini muncul dari sebuah studi berdasarkan wawancara dengana 47 mantan anggota Boko Haram, yang umumnya menyebut alasan keuangan sebagai landasan mereka bergabung dengan kelompok itu. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com