Marquez (24 tahun) ditahan dengan pasal berkonspirasi memberikan bantuan material untuk melancarkan serangan terorisme. Ia didakwa telah membeli dan memasok senjata api yang digunakan pasangan suami istri itu untuk melakukan aksi terornya.
“Walaupun akhirnya rencana ini tidak dijalankan, Marquez telah melakukan tindakan kriminal di mana senjata yang dibelinya telah dipakai Farook dan Malik untuk menembak mati 14 orang dan melukai sejumlah orang lainnya,” kata Jaksa Eileen Decker.
Sejauh ini, Jaksa mengatakan belum ada bukti yang menunjukkan Marquez mengetahui atau terlibat dalam penembakan yang terjadi pada 2 Desember lalu itu. Perannya diyakini hanya sebatas memasok senjata kepada pelaku tanpa mengetahui kapan dan di mana pelaku berencana melakukan aksinya.
Dua pria ini pertama kali bertemu tahun 2005 ketika mereka hidup bertetangga di kota Riverside yang masih berada di California.
Farook dilaporkan kemudian memperkenalkan ideologi radikal kepada Marquez.
Perlahan-lahan pemuda ini pun mulai rutin menghabiskan waktunya di rumah Farook, mendengarkan “ceramahnya”, dan menonton video-video mengenai ekstremisme.
Dia lalu berganti agama tahun 2008.
Mereka semakin akrab dan mulai menyusun rencana teror.
Marquez dalam pengakuannya menyatakan, dia bersama dengan Farook berencana melakukan serangan teror massal di sejumlah titik, seperti jalan tol dan tempat keramaian di San Bernardino.
Marquez sepakat untuk membeli senjata api karena penampilan fisiknya akan lebih memudahkan untuk memperoleh senjata dibandingkan dengan Farook yang memiliki penampilan Timur Tengah. Dia juga membeli sejumlah bahan peledak lainnya yang dipakai untuk persiapan merakit bom.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.