Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Derita Kanker Otak, Seorang Wanita AS Memilih Hari Kematiannya

Kompas.com - 09/10/2014, 11:47 WIB
WASHINGTON, KOMPAS.com — Seorang wanita berusia 29 tahun yang menderita kanker otak stadium akhir mengutarakan niatnya mengakhiri hidupnya sendiri pada bulan depan.

Brittany Maynard memilih 1 November 2014 sebagai hari kematiannya. Pada hari itu, dia berencana menenggak obat yang diresepkan kepadanya secara berlebihan di kamar tidurnya sambil dikelilingi keluarga dan orang-orang yang dicintainya.

Brittany memilih 1 November sebagai hari kematiannya karena tanggal itu berdekatan dengan hari ulang tahun suaminya.

Awal tahun ini, Brittany didiagnosis menderita kanker, dan dokter memperkirakan bahwa sisa hidup perempuan itu tinggal enam bulan saja. Mendengarkan diagnosis itu, Brittany memutuskan tidak akan menjalani terapi radiasi yang justru akan menghancurkan kualitas hidupnya.

"Setelah berbulan-bulan melakukan penelitian, saya dan keluarga mengambil sebuah keputusan yang menyedihkan. Tidak ada pengobatan yang bisa menyelamatkan nyawa saya. Terapi yang direkomendasikan justru akan menghabiskan sisa waktu yang saya miliki," kata Brittany.

"Karena seluruh tubuh saya masih muda dan sehat, maka saya akan menghabiskan waktu saya senormal mungkin, meski kanker menggerogoti otak saya," tambah dia.

"Saya tak ingin keluarga saya menghadapi skenario mengerikan ini sehingga saya mencoba mencari cara terhormat untuk meninggal dunia. Saya memutuskan bahwa kematian bermartabat adalah pilihan terbaik untuk saya dan keluarga," lanjut Brittany.

Sebelum didiagnosis menderita kanker otak, Brittany adalah perempuan aktif yang gemar berkeliling dunia. Beberapa hal yang pernah dilakukannya adalah mendaki Gunung Kilimanjaro, ikut lomba maraton, dan belum lama ini menikah.

Pindah ke Oregon

Dua pekan lalu, Brittany sempat dirawat di rumah sakit. Namun, saat ini dia sudah kembali berada di kediamannya. Dia mengatakan merasa sangat lelah. Namun, dia tetap meluangkan waktu berjalan kaki setiap hari bersama keluarganya.

Belum lama ini, Brittany dan suaminya pindah ke Oregon dari San Francisco, California. Oregon dipilih karena tempat itu adalah satu dari lima negara bagian yang memiliki undang-undang terkait "kematian bermartabat".

Sejak 1997, lebih dari 750 orang meninggal dunia dengan menggunakan obat-obatan yang disediakan para dokter di Oregon. Selain Oregon, negara bagian Montana, New Mexico, Vermont, dan Washington juga memiliki undang-undang yang sama.

Soal mengakhiri hidup ini, Brittany mengatakan bahwa hal itu tidak sama dengan bunuh diri. Pada dasarnya, dia masih ingin menikmati kehidupan. "Saya sudah menjalani pengobatan. Saya tidak bunuh diri, tetapi saya sekarat sehingga saya ingin meninggal dunia dengan cara saya sendiri," kata perempuan itu.

"Seluruh keluarga saya sudah sangat menderita. Saya adalah satu-satunya anak dari orangtua saya. Bagi ibu saya, ini sangat sulit, begitu juga untuk suami saya. Namun, mereka semua mendukung saya karena mereka mendengar apa yang akan terjadi pada diri saya," ujar Britanny.

Pada pekan-pekan terakhir kehidupannya, Brittany menghabiskan waktunya untuk berkampanye bagi orang-orang yang menderita penyakit parah seperti dirinya agar diberi hak mengakhiri hidupnya sendiri.

Sebuah video dan artikel karya Brittany dirilis pada Senin (6/10/2014) oleh sebuah organisasi yang memperjuangkan pilihan mengakhiri hidup bagi mereka yang mengidap penyakit mematikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com