"Negeri ini sekarang berada di tangan Anda," kata Masum kepada Abadi dalam sebuah upacara singkat yang disiarkan di televisi.
Sesaat sebelumnya, blok Aliansi Nasional Syiah di parlemen Irak memilih Haidar al-Abadi sebagai perdana menteri dan bukan Nouri al-Maliki.
Dalam pernyataan resminya, ketua Aliansi Syiah Nasional Ibrahim al-Jaafari menyatakan semua partai politik Syiah telah sepakat menunjuk Al-Abadi menggantikan Nouri al-Maliki untuk membentuk pemerintahan baru demi mempersatukan negara yang sedang menghadapi ancaman Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Meski demikian, Nouri al-Maliki bersikukuh dirinya harus menjadi perdana menteri setelah partainya, yang juga bagian dari aliansi Syiah, memeangkan pemilu. Namun, banyak tokoh Irak yang menilai kebijakan sektarian yang diterapkan Al-Maliki sejak berkuasa pada 2006 merupakan salah satu penyebab kekerasan yang kini mencengkeram Irak.
Kabar dilengserkannya Al-Maliki ini disambut meriah warga kota Baquba yang sebagian besar adalah Muslim Sunni. Mereka turun ke jalan dan melepaskan tembakan ke udara sebagai wujud kegembiraan.
Haidar al-Abadi sendiri menjadi kuda hitam dalam krisis politik selama beberapa bulan terakhir di Irak dan menjadi kandidat kuat perdana menteri setelah pemilu April lalu.
Al-Abadi, seorang politisi Syiah yang dianggap dekat dengan Al-Maliki, lahir di Baghdad pada 1952 dan kembali dari pengasingannya di Inggris pada 2003 setelah pasukan AS menggulingkan Saddam Hussein.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.