Seagal dikabarkan mendukung keputusan Presiden Vladimir Putin saat menganeksasi Semenanjung Crima pada Maret lalu dan menyebut Putin sebagai sahabat pribadinya.
Sebenarnya, aktor yang juga penyanyi blues itu sudah diminta tampil dalam festival "Augustibluus" di ibu kota Tallinn bulan depan. Namun, penolakan rakyat Estonia membuat panitia terpaksa membatalkan penampilan Seagal.
Bahkan bintang rock Estonia, Tonis Magi mengatakan akan membatalkan penampilannya dalam festival itu jika Seagal tetap diizinkan tampil. "Situasi ini sudah diatasi. Panitia festival sudah membuat perubahan dalam programnya," ujar Menteri Luar Negeri Estonia Urmas Paet.
"Steven Seagal mencoba aktif berpartisipasi dalam dunia politik dalam beberapa bulan terakhir ini dan dia melakukannya namun pandangannya berbeda dengan mayoritas warga dunia yang menghormati demokrasi dan aturan," tambah Paet.
Warga Estonia, tambah Paet, tak bisa menerima begitu saja pendudukan negara tetangga kami.
"Kami juga tak bisa menerima seseorang yang memuji soal ini," tambah Paet merujuk kecaman warga Estonia.
Para Maret lalu, Steven Seagal menyebut Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai salah satu pemimpin besar dunia setelah Moskwa menganeksasi Crimea. Pernyataan Seagal kala itu dikabarkan harian terbitan Inggris Guardian.
Estonia adalah negara bekas Uni Soviet hingga menyatakan kemerdekaannya pada 1991. Setelah lepas dari Uni Soviet negeri berpenduduk 1,3 juta jiwa itu pada 2004 bergabung dengan Uni Eropa dan NATO bersama negara-negara Baltik lainnya, seperti Latvia dan Lithuania.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.