Masinis itu memberi peringatan kepada manajemen bahwa ia telah melanggar sinyal lampu merah dan dia diinstruksikan agar melewati stasiun kereta api terdekat di Albion dan menurunkan para penumpang di Stasiun Sunshine demi menghindari kemacetan di jalur tersebut.
Ia kemudian menghentikan kereta api tanpa penumpang di Stasiun St Albans sebelum kembali ke kota untuk menjalani tes narkoba. Tes tersebut mendapati bahwa dalam sistem tubuh pengemudi itu terdapat pengaruh sabu 10 kali di atas ambang batas yang diperkenankan.
Juru bicara Metro, Larisa Tait, mengatakan, operator kereta api sedang menyelidiki bagaimana hal itu bisa terjadi.
"Pengemudi itu sadar sepenuhnya. Dia mengatakan oke untuk melanjutkan, kami melakukan pemeriksaan catatan sejarah dari pengemudi tersebut, yang ternyata belum pernah membuat kesalahan," ujarnya.
"Kami beranggapan bahwa ia mampu mengendarai kereta api kosong tersebut dari Stasiun Sunshine ke Stasiun St Albans," tambah Larisa Tait.
Menurut Larisa Tait, pengemudi itu diskors dan kemudian dia mengundurkan diri. "Kami menanggapi hal itu sangat serius, mengingat kami telah mengalami suatu insiden di mana hal ini terjadi," katanya.
"Kami sedang melakukan evaluasi untuk memastikan bahwa kami memiliki cukup pengecekan dan pertimbangan di tempat untuk memastikan bahwa insiden lain seperti ini tidak akan terjadi lagi," tambahnya.
"Kami juga akan meningkatkan tes narkoba dan alkohol secara acak," Tait menegaskan.
Menteri Transportasi Victoria,Terry Mulder, mengatakan bahwa peristiwa itu merupakan insiden yang sangat mengganggu. "Kami ingin memastikan bahwa masyarakat merasa aman pada para pengemudi yang berada di belakang alat pengontrol kereta api dan trem," kata Mulder.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.