Insiden itu terjadi di distrik Panjgour, Baluchistan, yang terletak 1.000 kilometer sebelah barat ibu kota provinsi, Quetta.
"Orang bersenjata menyerbu kediaman Abdul Hameed, seorang guru, menembaknya dan lima anggota keluarganya yang kebetulan ada di dalam rumah itu," kata seorang pejabat setempat, Mumtaz Ali.
Para penyerang, lanjut Mumtaz, langsung kabur setelah melakukan aksinya. Polisi kini tengah mengusut kasus ini. Sementara itu, seorang pejabat lain mengatakan, Hameed memiliki masalah dengan kelompok separatis Front Pembebasan Baluch, yang menuding Hameed adalah mata-mata pemerintah.
Berdasarkan laporan Human Right Watch 2010, pekerja pendidikan kerap menjadi sasaran pemberontak karena mereka dianggap sebagai perwakilan pemerintah Pakistan dan lambang operasi militer.
Pemberontakan di Baluchistan dikobarkan kembali pada 2004 untuk menuntut otonomi yang lebih luas untuk provinsi yang memiliki luas sama dengan Italia, tetapi dengan penduduk hanya sembilan juta orang itu.
Pakistan masih enggan memberikan otonomi luas kepada Baluchistan karena trauma dengan wilayahnya yang melepaskan diri pada 1971, yang kini dikenal dengan nama Banglades.
Baluchistan yang wilayahnya terdiri atas pegunungan dan padang pasir yang berbatasan dengan Iran dan Afganistan dikenal memiliki kekayaan sumber daya alam berupa deposit gas dan mineral. Kondisi inilah yang kemudian memberikan dimensi lain dalam perang melawan pemberontak Baluchistan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.