Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pangeran William dan Kate Middleton, Ratusan Kali Kena Sadap

Kompas.com - 15/05/2014, 02:14 WIB

LONDON, KOMPAS.com -- Mantan editor tabloid News of the World milik raja media Rupert Murdoch, Rabu (14/5/2014), mengakui telah berulang kali meretas voicemail Pangeran William, Pangeran Harry, dan Kate Middleton yang sekarang adalah istri Pangeran William.

Clive Goodman, editor itu, telah dipenjara untuk peretasan ilegal pesan suara di telepon genggam para pembantu kerajaan pada 2007.  Dalam persidangan, Rabu, dia menyatakan bahwa pada rentang waktu yang sama telah meretas pula telepon genggam para cucu Ratu Elizabeth untuk kepentingan pemberitaan.

Selama kurun akhir 2005 sampai penangkapannya pada 2006, Goodman mengaku telah meretas telepon Kate sebanyak 155 kali, sekalipun Kate berkali-kali mengubah PIN untuk mengakses voicemail-nya. Adapun pesan suara William diretas sebanyak 35 kali dan Harry sembilan kali.

Goodman mengatakan, telepon Kate diretas pada perayaan Natal 2005 sampai 7 Agustus 2006, sehari sebelum polisi menangkap Goodman. Peretasan di lingkungan kerajaan sudah dianggap "hal rutin" di Inggris. Namun, kata Goodman, fakta peretasan terhadap para pangeran tak pernah disinggung penyidik maupun diungkap ke publik sebelum persidangan pada Rabu.

Sebelumnya, para juri sudah mendengarkan rekaman pesan suara milik para pangeran. Salah satu rekaman memperdengarkan William memanggil Kate dengan "Babykins" tetapi tidak dipastikan apakah rekaman ini merupakan bagian dari penyadapan Goodman.

"Saya senang bisa menyampaikan semuanya dan di tempat terbuka," kata Goodman di pengadilan. "Saya tidak ingin orang berpikir saya tidak malu dengan apa yang kami lakukan." Pada Januari 2007, Goodman dan detektif swasta Glenn Mulcaire yang bekerja untuk News of the World sudah mendapat vonis. Namun, saat itu kasus mereka hanya membatasi penyadapan pada para pembantu pangeran.

News of the World pada 2007 juga mengatakan bahwa penyadapan telepon tersebut hanya dilakukan oleh "wartawan nakal". Baru pada 2011, kepolisian membuka kembali penyelidikan setelah ada informasi baru.

Skandal yang kemudian terkuak telah mengguncang Pemerintah Inggris dan tabloid berusia 168 tahun itu pun harus tutup. Tiga mantan editor News of the World mengaku melakukan penyadapan ilegal.

Goodman (56) kembali dibawa ke depan meja hijau bersama Andy Coulson yang belakangan menjadi kepala pemberitaan Perdana Menteri Inggris David Cameron. Mereka didakwa membayar petugas polisi untuk mendapatkan direktori telepon kerajaan.

Coulson dan Rebekah Brooks, mantan editor dan chief executive News of the World, diadili pula untk pelanggaran penyadapan. Mereka berdua dan empat terdakwa lain menyangkal tuduhan ini.

Goodman sempat absen dari pengadilan setelah jatuh sakit pada Maret 2014, sekarang berhadapan dengan pemeriksaan silang dari pengacara Coulson, Timothy Langdale. Dalam kesaksian sebelumnya, Goodman mengatakan, Coulson telah menyetujui proyek mendanai detektif swasta untuk meretas telepon para staf William dan Harry.

Tentang alasan mengakui penyadapan langsung ke telepon para bangsawan, Goodman mengatakan, dia sekarang bisa berbicara dengan bebas sebagai saksi bagi Crown Prosecution Service (CPS), yang menempatkannya pada posisi tak akan menghadapi tuntutan lanjutan atas aksi peretasan itu.

"Saya senang bisa memberikan laporan lengkap tentang setiap (peretasan) ini," ujar Goodman. Dia menyebutkan pula bahwa peretasan telah menembus telepon genggam asisten pribadi Duchess of York Sarah Ferguson dan telepon genggam Michael Fawcett, staf Pangeran Charles.

Langdale kemudian bertanya alasan Goodman dalam persidangan pekan lalu tak menyebutkan soal penyadapan telepon Pangeran William ini. Saat itu Goodman hanya mengaku ingat meretas telepon lima staf kerajaan dan anak Camilla Parker Bowles, istri kedua Pangeran Charles.

"Apakah Anda benar-benar lupa bahwa Anda telah meretas dia (Pangeran William)?" tanya Langdale. "Saya tidak ingat spesifik," jawab Goodman. "Saya belum diminta sebelumnya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com