Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demonstran Kepung Kantor Sementara PM Thailand

Kompas.com - 19/02/2014, 19:23 WIB
BANGKOK, KOMPAS.com - Pengunjuk rasa antipemerintah, Rabu (19/2/2014), mengepung kantor sementara PM Yingluck Shinawatra di wilayah utara Bangkok dan bersumpah akan terus "memburunya" hingga dia mengundurkan diri.

Pengepungan kantor sementara PM Yingluck ini hanya berselang sehari setelah bentrokan dengan aparat keamanan yang mengakibatkan lima orang tewas dan 70 lainnya terluka.

"Di mana dia berada, di mana dia tidur, kami akan terus mengejarnya. Kami harus meningkatkan perjuangan kami dan akan menyerang semua bisnis Shinawatra dan sumber pendanaan mereka," kata pemimpin oposisi, Suthep Thaugsuban.

Para pengunjuk rasa yang menyebut diri sebagai Komiter Reformasi Demokrasi Rakyat (PDRC) sejak November tahun lalu mendesak agar Yingluck meninggalkan jabatannya.

PDRC mengusulkan untuk mengisi posisi perdana menteri sebelum pemilu digelar ditunjuklah "dewan rakyat" yang akan bertugas mereformasi sistem politik negeri itu.

Untuk mencapai tujuannya itu, PDRC melakukan pelumpuhan Bangkok bulan lalu dengan cara menduduki berbagai kantor kementerian, taman-taman kota, dan persimpangan-persimpangan jalan utama.

Mereka bahkan memutus aliran listrik ke kediaman para anggota parlemen dari partai berkuasa dan menyemen pintu gerbang rumah dinas PM Yingluck.

PM Yingluck -yang partai pimpinannya Puea Thai memenangkan pemilihan umum 2011- terpaksa menjalankan pemerintahan dari kantor sementara dan berharap pekan ini bisa kembali bekerja di kantor resmi perdana menteri di kawasan Dusit, Bangkok.

Namun, pascabentrokan antara polisi dan pengunjuk rasa pada Selasa (18/2/2014), Yingluck dan jajarannya terpaksa masih harus berkantor di tempat sementara.

Sementara itu, kelompok propemerintah atau yang disebut kelompok "kaus merah" pada Rabu (19/2/2014), menawarkan sejumlah kantor dan pengamanan jika pemerintahan Yingluck mempertimbangkan untuk pindah ke Chiang Mai, yang merupakan kampung halaman sang perdana menteri dan basis pendukungnya.

"Jika pemerintah tidak bisa bekerja di Bangkok, Chiang Mai siap menjadi pusat pemerintahan," kata pemimpin Kaus Merah, Petchawat Wattanapongsirikul seperti dikutip harian berbahasa Inggris, The Nation.

Selama aksi unjuk rasa berlangsung, sebanyak lebih dari 180 pengunjuk rasa ditahan, 15 orang tewas dan beberapa ratus orang lainnya terluka.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com