Perdana Menteri menegaskan, penyelidikan atas pelemparan dua bom molotov ke gereja pada Senin (27/1/2014) dini hari itu ditangani polisi dan berharap tidak ada pihak-pihak yang berusaha memperkeruh suasana.
"Kini waktunya untuk tetap tenang dan tidak bertindak gegabah dalam situasi apa pun karena akan merusak bangsa," kata Najib Razak seperti diberitakan media Malaysia.
Pemerintah, lanjutnya, menjunjung tinggi penegakan kerukunan dan perdamaian berdasarkan aturan hukum yang berlaku.
Wartawan BBC di Kuala Lumpur, Jennifer Pak, melaporkan, serangan bom molotov ke gereja di negara bagian Penang diyakini terkait dengan spanduk yang ditemukan sehari sebelumnya.
Spanduk bertuliskan "Allah Maha Besar, Yesus putra Allah".
Kepolisian Penang sejauh ini telah meminta keterangan delapan orang, tetapi belum melakukan penangkapan.
Menurut polisi, dua pria terekam mengendarai sepeda motor dan melempar molotov, tetapi wajah mereka sulit dikenali karena menggunakan helm.
Para pemimpin gereja mengatakan, kata Allah sudah digunakan oleh umat Kristen di Malaysia selama berabad-abad, tetapi berbagai kalangan Islam di negara itu menegaskan kata tersebut hanya boleh digunakan oleh orang Muslim.
Sengketa penggunaan kata Allah masih akan disidangkan di pengadilan federal yang direncanakan digelar pada 5 Maret.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.