Juru bicara kepresidenan, Edwin Lacierda, dalam konferensi pers, Rabu (10/7), mengatakan, mengurangi jumlah hari kerja bisa mengganggu produktivitas ekonomi negara itu.
”Kami akan melakukan sesuatu untuk mengatasi kemacetan lalu lintas, tetapi belum tentu sesuai dengan apa yang diusulkan pengacara Macalintal. Karena empat hari kerja dalam seminggu akan memengaruhi lapangan kerja kita, perekonomian kita,” kata Lacierda, seperti dilaporkan kantor berita PNA dan GMA
News.
Romulo Macalintal, seorang pengacara dan pakar hukum pemilihan umum, sebelumnya mengusulkan agar pemerintah memberi hari libur berbeda kepada karyawan dari kota-kota berbeda di Metro Manila untuk mengurangi jumlah kendaraan yang melewati jalan raya. Selain untuk mengatasi kemacetan, usulan itu juga akan mendorong penghematan. Kalau disetujui, jam kerja kantor pemerintah harus disesuaikan untuk memenuhi persyaratan 40 jam kerja seminggu.
Lacierda mengatakan, pemerintah akan mengambil tindakan untuk menangani masalah lalu lintas di Metro Manila itu. Pemerintah berencana mengurangi jumlah bus yang melewati jalan raya Epifania de los Santos Avenue (EDSA) sehari-hari dari 12.000 kendaraan menjadi hanya 3.000 untuk mengurangi kemacetan.
Untuk itu, kata dia, akan dibangun terminal-terminal provinsi agar bus tidak melewati EDSA, jalan raya sepanjang 23 kilometer yang terentang dari Caloocan sampai Pasay.
”Apa yang akan kami lakukan adalah membangun terminal-terminal provinsi di utara dan selatan sehingga bus-bus provinsi tidak akan diizinkan untuk masuk kota,” katanya.
Sebelumnya, pemimpin Kantor Operasi Komunikasi Kepresidenan, Herminio Coloma Jr, mengatakan, diperlukan dialog antara pemerintah dan pimpinan perusahaan untuk menangani proposal empat hari kerja per minggu itu.
Proyeksi pertumbuhan
Kekhawatiran mengurangi jumlah hari kerja akan mengurangi produktivitas ekonomi muncul saat Dana Moneter Internasional (IMF) merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina. Pertumbuhan ekonomi tahun ini diproyeksi naik menjadi 7 persen dan menjadi 6 persen tahun 2014 karena momentum pertumbuhan yang kuat. Sebelumnya, IMF memproyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina sebesar 6 persen (2013) dan 5,5 persen (2014).
”Pada dasarnya pertumbuhan kuartal I sangat kuat, sebesar 7,8 persen. Momentum pertumbuhan ekonomi itu cukup tinggi,” kata perwakilan IMF untuk Filipina, Shana Petris, kepada wartawan, Rabu.
Pemerintah Filipina sendiri menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun ini sebesar 6-7 persen. Adapun target pertumbuhan tahun 2014 adalah 6,5 persen sampai 7,5 persen.
Petris mengatakan, konsumsi domestik tetap sehat dan arus uang masuk dari warga Filipina yang bekerja di luar negeri tetap baik sehingga memungkinkan ekspansi konsumsi domestik.
IMF memperkirakan pengiriman uang dari warga Filipina yang bekerja di luar negeri bertumbuh 5 persen tahun ini, sama seperti perkiraan bank sentral Filipina.
Pertumbuhan sebesar 7,8 persen pada kuartal I tahun 2013 ini tercatat sebagai yang tertinggi di ASEAN. (DI)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.