KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Mahathir Mohamad pada Rabu (26/02/2020) mengajukan bentuk pemerintah bersatu pada pernyataan publik pertamanya setelah pengunduran diri yang menimbulkan kekacauan di negerinya, Malaysia.
Faksi politik telah berebut posisi setelah blok anggota parlemen koalisi berkuasa.
Serta, partai oposisi mencoba membentuk pemerintahan baru dan menghentikan kembalinya pengganti Mahathir, Anwar Ibrahim.
Baca juga: Ambisi Gantikan Mahathir Jadi PM Malaysia Kandas, Anwar Ibrahim Kaget Dikhianati
Terdapat juga laporan terkait anggota parlemen dari koalisi "Pakta Harapan" yang runtuh dan menyerbu ke kemenangan mengejutkan pada 2018.
Secara tak terduga, menjatuhkan dukungan mereka terhadap Anwar untuk menjadi pemimpin.
"Partai politik harus dikesampingkan saat ini," Kata Mahathir yang mundur pada Senin (24/02/2020).
"Jika diizinkan, saya akan mencoba membentuk pemerintahan yang inklusif dan tidak berpihak pada partai politik manapun," tambahnya.
Politisi berjuluk Dr M tersebut menyatakan, dia ingin membentuk pemerintahan yang hanya memprioritaskan kepentingan nasional.
Mahathir Mohamad telah mengirimkan surat pengunduran diri kepada Raja Malaysia, Yang di-Pertuan Agong Sultan Abdullah.
Mahathir mengatakan bahwa dirinya mengundurkan diri karena tidak siap bekerja dengan Organisasi Nasional Melayu Bersatu (UMNO).
Sebagai informasi, UMNO merupakan bekas kendaraan politik politisi berusia 94 tahun itu sejak 1946 silam hingga 2016, sebelum dia mendirikan Partai Pribumi Bersatu Malaysia (Bersatu).
Baca juga: Raja Malaysia Restui Mahathir Mohamad Mundur
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.