Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Duka Pasien Disampaikan Lewat Video, Keluarga Kecewa pada Dokter

Kompas.com - 12/03/2019, 19:30 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Annalisia Wilharm mengaku kecewa terhadap dokter yang mengabarkan kabar buruk kakeknya, Ernest Quintana, yang meninggal pada keesokan harinya. Sebab, kabar itu didapat melalui sebuah video yang ditampilkan lewat layar robot.

Ia menganggap, hal itu tidak mempertimbangkan faktor psikologis keluarga yang akan mendapati orang terkasihnya pergi selama-lamanya.

Wilharm berpendapat kabar seperti ini lebih baik disampaikan secara langsung oleh dokter kepada keluarganya. Dengan begitu, komunikasi bisa terjalin secara langsung dengan melibatkan simpati dan mempertimbangkan perasaan penerima kabar.

Sebagaimana dikutip dari CNN, peristiwa itu terjadi di Kaiser Permanente Medical Center, Fremont, California, Senin (11/3/2019) waktu setempat. Saat itu Wilharm duduk di samping ranjang sang kakek, di ruang ICU.

Tiba-tiba, sebuah robot didorong masuk ke dalam ruang, bersama seorang suster. Di layar robot tersebut, muncul muka sang dokter yang menyampaikan kabar buruk tentang Quintana yang tidak bisa diselamatkan dari sakitnya.

"Sayangnya sudah tidak ada yang bisa kami lakukan dengan efektif," kata sang dokter dari layar monitor.

Dokter menyebut bisa saja memberikan morfin untuk membuat Quintana lebih nyaman, namun hal itu dapat mempersulitnya bernafas.

Mendapati semua ini, pihak keluarga hanya bisa menyayangkan keputusan sang dokter dan berharap kejadian serupa tidak lagi dialami keluarga lainnya.

Mereka sudah tahu tentang kondisi Quintana dan sudah bersiap untuk kehilangannya, namun cara menyampaikan kabar buruk itu masih belum bisa mereka terima.

Atas kejadian ini, pihak rumah sakit mengucapkan belasungkawa kepada pihak keluarga Quintana.

Wakil Kepala dan Manager Area Kaiser Permanente Greater Southern Alameda County, Michelle Gaskill-Hames, menganggap kejadian ini sebagai permasalahan serius, untuk itu pihaknya telah menghubungi keluarga Quintana.

Ia menjelaskan tujuan penggunaan televideo ke ruangan pasien adalah untuk mengintegrasikan teknologi dalam komunikasi antara petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya.

Upaya ini dilakukan agar dokter-dokter bisa berjaga untuk menangani kasus kritis lainnya, tanpa diganggu dengan jadwal kunjungan untuk menyampaikan perkembangan kondisi pasien.

Video itu juga tidak datang seorang diri, melainkan dengan seorang perawat yang siap memberikan informasi yang diperlukan keluarga.

Hingga saat ini, pihak Rumah Sakit masih tetap mencari cara terbaik untuk hal ini, namun mereka keberatan jika teknologi yang mereka terapkan disebut sebagai robot.

Gaskin-Hames berdalih upaya itu bukan digunakan untuk menggantikan keberadaan petugas kesehatan atau dokter untuk berkomunikasi langsung dengan pasien dan keluarganya. Atas kejadian ini, ia mengaku pihaknya  gagal memenuhi harapan keluarga pasien.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com