Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

27 Februari 1827, Awal Tradisi Mardi Gras di New Orleans yang Masih Berlangsung hingga Kini

Kompas.com - 27/02/2019, 15:10 WIB
Aswab Nanda Pratama,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber History

KOMPAS.com - Pada 27 Februari 1827, sebuah tradisi unik di New Orleans, New Jersey, Amerika Serikat, digelar dan masih berlangsung hingga kini.

Tradisi berupa festival itu dikenal dengan "Mardi Gras". Festival ini identik dengan penggunaan topeng, tarian hingga kostum berwarna-warni.

Kisahnya, tradisi ini digelar untuk merayakan datangnya musim semi.

Dalam bahasa Perancis, Mardi Gras berarti "Selasa Gemuk", di mana mereka yang mengikuti tradisi ini akan disambut dengan beragam makanan.

Tujuannya, menyambut datangnya musim semi yang membawa harapan dan kesuburan.  

Kisah di balik "Mardi Gras"

Tradisi ini dibawa oleh imigran Perancis yang bertolak ke Lousiana pada akhir abad ke-17.  Mereka selalu menggelar tradisi ini setiap menjelang musim semi. Akan tetapi, pemerintah setempat melarangnya.

Ketika Lousiana menjadi bagian dari AS, tradisi ini mulai dirayakan kembali. Warga meyakinkan pemerintah dan parlemen untuk mencabut larangan perayaan Mardi Gras.

Dilansir dari History.com, perayaan itu awalnya dilakukan pada 27 Februari 1827. Ketika itu, sekelompok siswa mengenakan topeng dan berlari melewati jalanan New Orleans, berpesta hingga tarian yang beraneka macam.

Pada 1833, seorang pemilik perkebunan kaya bernama Bernard Xavier de Marigny de Mandeville mengumpulkan uang untuk mendanai perayaan resmi Mardi Gras.

Sejak itu, semua orang mulai mempersiapkan dan mengorganisir perayaan ini secara lebih baik dan besar-besaran.

Berkembang

Dalam perjalanannya, tradisi Mardi Gras semakin semarak. Mereka yang mengikutinya memeriahkan perayaan dengan membuat kendaraan unik yang dihias sedemikian rupa. Ada yang berbentuk kepala hewan dan lain-lain, yang diarak dan melakukan konvoi sepanjang jalan.

Mereka yang berada di atas kendaraan tersebut melemparkan koin logam dan mainan kepada orang-orang yang menyaksikannya.

Selain itu, para wanita dan lelaki berkumpul di pinggir jalan untuk berjoget dan berdansa.

Tradisi ini menarik minat wisatawan domestik hingga manca negara dan menjadi sumber pemasukan bagi negara.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com