Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Sampah Plastik Membunuh Binatang dan Mencemari Lautan Dunia...

Kompas.com - 21/11/2018, 13:51 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Bayu Galih

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menumpuknya sampah yang ditinggalkan manusia di daratan, terutama sampah plastik, ikut menjadi masalah bagi binatang-binatang di lautan.

Tak hanya binatang, terumbu karang dan habitat laut ikut rusak akibat sampah plastik yang dibuang sembarangan, hingga bermuara ke laut.

Seekor paus sperma bahkan ditemukan mati terdampar di Wakatobi, Sulawesi Tenggara, dengan 5,9 kilogram sampah yang ada di dalamnya.

Botol minuman plastik, jaring, tali rafia, sobekan terpal, bahkan tutup galon ditemukan dari dalam perut paus nahas itu.

Sampah yang ditemukan dalam tubuh hewan laut bukan hanya sekali ini terjadi. Sebelumnya, ada sederet kasus serupa, salah satunya seekor penyu yang hidungnya tersumbat sedotan plastik, tetapi berhasil diselamatkan setelah sedotan itu ditarik keluar dari hidungnya.

Peringkat ke-145

Indonesia sebagai negara dengan garis pantai terpanjang nomor dua di dunia juga turut menyumbang jumlah sampah yang ada di lautan.

Berdasarkan data dari Ocean Health Index, Indonesia bahkan hanya menempati peringkat ke-145 dalam hal kondisi perairan dan laut.

Negara dengan jumlah sampah laut terbanyak di dunia berdasarkan data Ocean Health Index Org.Ocean Health Index Org Negara dengan jumlah sampah laut terbanyak di dunia berdasarkan data Ocean Health Index Org.

Di urutan pertama adalah Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan dengan nilai 92 persen pada 2017, saat rata-rata dunia mendapat nilai 70 persen. Indonesia sendiri hanya mendapatkan nilai 64 persen.

Penyumbang sampah plastik terbesar

Selain menempati peringkat bawah dalam indeks perairan dan laut, Indonesia juga berandil dalam hal pembuangan sampah plastik ke laut.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengungkapkan, Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia yang dibuang ke laut.

"Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia, sampah plastik sangat berbahaya," ujar Susi dalam sebuah keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (19/8/2018).

Ia mengatakan, Kementerian Kelautan dan Perikanan pun berkomitmen mengurangi 70 persen sampah plastik di lautan pada 2025.

8 juta metrik ton

Terdapat beberapa jenis sampah yang paling banyak ada di lautan, baik kawasan pantai, perairan, maupun dasar laut.

Puntung rokok menjadi sampah yang paling banyak ditemukan di sana. Posisi selanjutnya ditempati oleh plastik bungkus makanan, topi dan tutup, barang pecah belah, botol plastik, dan plastik kemasan.

Ocean Concervancy’s Trash Free Seas Alliance memperkirakan terdapat 8 juta metrik ton sampah memenuhi lautan dunia.  

Berdasarkan data dari Departemen Perdagangan Amerika tahun 1999, sampah laut terdiri dari 80 persen sampah yang berasal dari manusia, dan sisanya 20 persen sampah berasal dari proses alam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com