BEIJING, KOMPAS.com - Tragedi kecelakaan kapal tanker Iran yang terbakar dan tenggelam di perairan Laut China Timur meninggalkan kekhawatiran akan kebocoran minyak yang akan mencemari laut.
Demi mengatasi hal tersebut, pemerintah China akan menggunakan robot kapal selam untuk membantu mendeteksi kebocoran dan menghentikan arus minyak dari kapal tanker Iran yang meledak dan tenggelam pada Minggu (14/1/2018) lalu itu.
Kementerian Transportasi China mengatakan, kapal patroli laut Haixun 166 telah tiba di lokasi tenggelamnya kapal dan telah mulai melakukan penilaian untuk menemukan cara menutup kebocoran.
"(Pusat Penyelamatan dan Pencarian Maritim Shanghai) akan mengatur robot bawah laut untuk tugas pendeteksian di sekitar kapal yang tenggelam," kata kementerian tanpa merinci jumlah dan jenis robot yang digunakan.
Baca juga: Kapal Minyak Iran Terbakar di China, Diyakini Tak Ada Korban Selamat
Menurut pakar operasi maritim dari Universitas Maritim Dalian, Gong Yongjun, ada beberapa tipe kendaraan robotik yang dirangkai lokal menggunakan teknologi impor yang dapat digunakan dalam operasi kali ini.
"Tugas utama robot dan para penyelam adalah menemukan lubang kebocoran. Namun belum dapat dipastikan apakah lokasi reruntuhan kapal yang tenggelam bisa dilihat dengan jelas," kata Gong dilansir SCMP.
Kapal tanker Sanchi yang tenggelam membawa 136.000 ton minyak mentah ultralight yang sangat mudah terbakar.
Kapal tersebut juga membawa 30 orang awak kapal asal Iran dan dua warga Bangladesh yang seluruhnya diperkirakan tidak selamat.
Kapal tanker itu tenggelam setelah bertabrakan dengan kapal kargo Hongkong CF Crystal pada 6 Januari dan mulai terbakar.
Kementerian mengatakan, Sanchi terbenam pada kedalaman 115 meter di bawah permukaan air dan memantau pelepasan minyak yang meluas dari kapal tersebut.
Baca juga: Jenazah Ditemukan di Dekat Kapal Tanker yang Terbakar Setelah Tabrakan
Seorang pejabat dari Pusat Penyelamatan Shanghai mengatakan, kapal penyelamatan yang lebih besar akan dikirim untuk mendukung operasi menghentikan kebocoran.
Pemerintah China juga mengatakan menyambut jika ada pihak lain yang ingin memberikan bentuan dalam upaya pencarian dan penyelamatan tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.