MELBOURNE, KOMPAS.com - Pengusaha tambang Australia Andrew "Twiggy" Forrest dan istrinya Nicola menyumbang 400 juta dollar atau sekitar Rp 4 triliun untuk berbagai tujuan termasuk penelitian kanker dan pemberantasan perbudakan.
Perdana Menteri Malcolm Turnbull melukiskan donasi tersebut sebagai "hadiah filantropi tunggal terbesar" dalam sejarah Australia, sekaligus merupakan sumbangan terbesar dari seseorang yang masih hidup di Australia.
Majalah Forbes memperkirakan Andrew Forrest, pendiri perusahaan pertambangan Fortescue Metals, memiliki kekayaan bersih lebih dari 5,5 miliar dollar atau lebih dari Rp 50 triliun.
Suami-istri Andrew dan Jicola Forrest selama ini memang dikenal sering terlibat dengan kegiatan filantropi.
Baca: Mensos Ajak Filantropi Bantu Pemerintah Tanggulangi Kemiskinan
"Saya merasa sangat beruntung, dengan istri saya Nicola, bisa mengumpulkan modal, dan begitu memungkinkan, segera kami menyumbangkannya," kata Forrest kepada ABC News, Senin (22/5/2017).
"Sebelumnya model bisnis kami kurang berkelanjutan, dimana kami meminjam uang untuk menyumbangkannya," paparnya.
"Untungnya, sekarang kami tidak perlu melakukan hal itu, berkat kuatnya sektor bijih besi," kata pengusaha tambang tersebut.
Sementara Turnbull yang hadir dalam pengumuman donasi ini mengatakan uang tersebut akan disalurkan ke sejumlah inisiatif, termasuk memerangi kanker, pendidikan tinggi, dan mengakhiri perbudakan.
Baca: Berkat Bill Gates, Beramal Jadi Hobi Paling Diminati Miliarder
"Ini mengubah keadaan dalam komunitas filantropi Australia, dan akan mengubah kehidupan ribuan orang di sini dan di seluruh dunia," kata Turnbull.
"Tapi kita semua harus berusaha melakukan sebanyak mungkin dengan apa yang kita miliki. Ini merupakan kepemimpinan sejati dan memimpin dengan memberi contoh," tambahnya.
Forrest merupakan calon Australia Barat untuk pengharagaan Australian of the Year 2017 untuk usahanya dalam menyoroti kesenjangan primbumi dan upayanya mengakhiri perbudakan modern.
Meskipun sumbangan tersebut adalah yang terbesar yang dilakukan oleh orang yang masih hidup, namun pada tahun 2014 pengusaha kesehatan dan media Paul Ramsay mewariskan sekitar 3 miliar kekayaannya untuk yayasan pribadinya saat dia meninggal dunia.
Baca: Filantropis Indonesia, Dato' Sri Tahir, Bantu Rp 13 Miliar untuk Pengungsi Suriah
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.