Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Filantropis Indonesia, Dato' Sri Tahir, Bantu Rp 13 Miliar untuk Pengungsi Suriah

Kompas.com - 27/10/2016, 08:06 WIB

Tim Redaksi

AMMAN, KOMPAS.com - Filantropis terkemuka Indonesia, Dato' Sri Prof Dr Tahir MBA, memberikan dana satu juta dollar AS atau sekitar Rp 13 miliar untuk pengungsi Suriah di Jordania.

Donasi itu diserahkan Ketua Yayasan Tahir Foundation itu di kantor Perwakilan Komisi Tinggi PBB untuk Urusan Pengungsi (UNHCR) di Amman, Jordania, Rabu (26/10/2016).

Tahir menyerahkan donasi setelah ia mendengarkan penjelasan langsung dari Helene Daubelcour, Senior External Relations Officer untuk UNHCR Jordania dan Stefano Severe, Ketua UNHCR Jordania.

Wartawan Kompas, Myrna Ratna M, melaporkan dari Amman bahwa donasi itu merupakan pemberian lanjutan dari Tahir bagi UNHCR.

Pada September lalu Tahir juga telah menyumbangkan dana sebesar dua juta dollar AS dalam acara penggalangan dana Voice of Refugees di Jakarta.

Dato' Sri Tahir juga dikenal sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia dengan bisnis perbankan yang menggurita di seluruh nusantara.

Pemilik Bank Mayapada Group ini juga mengembangkan bisnis multifinance, jaringan hotel, rumah sakit, jaringan toko duty free, TV berbayar serta berbagai bisnis properti lainnya.

Bersama Tahir juga hadir Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Jordania dan Palestina Teguh Wardoyo, Ketua Perwakilan UNHCR Indonesia James Thomas Vargas, anggota DPR  Charles Honoris dan sejumlah pengusaha Indonesia yaitu Radius Wibowo, Edmund IM, Mediarto Prawiro, dan Paulus Utomo.

Dalam paparannya, Helen Daubelcour menyampaikan operasional penanganan sekitar 1,5 juta pengungsi yang ada di Jordania.

Negara yang berbatasan dengan Suriah ini, menjadi negara kedua di dunia yang paling banyak menampung pengungsi berdasarkan perbandingan populasi penduduknya yang berjumlah sekitar 6,46 juta orang.

Youtube Dato' Sri Prof Dr Tahir MBA
Berdasarkan proses pendataan biometrik, ada  655.014 pengungsi asal Suriah di Jordania. Dari jumlah itu, 78 persen hidup di kota, sedangkan 22 persen tinggal di kamp pengungsi.

Mereka yang tinggal di kota umumnya hidup di bawah garis kemiskinan, di mana sebanyak 90.000 anak Suriah putus sekolah.

Jumlah ini masih belum termasuk sekitar 70 ribu warga Suriah yang kini terperangkap di perbatasan, menyusul ditutupnya perbatasan oleh Jordania karena serangan teroris beberapa waktu lalu.

Tahir langsung bertanya pada Daubelcour tentang apa yang paling dibutuhkan para pengungsi saat ini.

Menurut Daubelcour, program yang paling membutuhkan bantuan saat ini adalah penanganan kesehatan pengungsi khususnya ibu dan anak, serta program pemberian bantuan tunai.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com