Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lewat Operasi, Tim Dokter Inggris Berusaha Sembuhkan Orangutan Buta

Kompas.com - 04/02/2017, 22:40 WIB

LONDON, KOMPAS.com - Tim dokter hewan asal Inggris berharap dapat memulihkan penglihatan seekor orangutan yang ditembak lebih dari 100 kali dengan menggunakan senapan angin.

Salah satu mata orangutan bernama Aan itu buta dan satu mata lainnya mengalami gangguan penglihatan setelah serangan yang terjadidi sebuah kebun kelapa sawit pada 2012.

Claudia Hartley, dokter hewan asal Cambridge, melakukan operasi yang berlangsung selama tiga jam di Lamandau River Wildlife Reserve di Kalimantan Tengah pada Jumat (3/2/2017).

Dia mengatakan operasi berlangsung "sangat baik".

"Kami puas dengan bagaimana itu berlangsung," kata ahli mata hewan berusia 44 tahun tersebut.

"Saya ingin memeriksa dia lebih baik lagi setelah dia berperilaku sedikit lebih normal," tambah Claudia.

"Dia masih sangat mengantuk dan tetap menutup matanya, jadi sangat sulit untuk mengetahui seberapa jauh dia bisa melihat," ujar dia.

Tim Hartley yang berjumlah empat orang terbang dengan membawa peralatan seberat 120 kilogram untuk memulihkan penglihatan Aan.

Mereka melakukan sebuah operasi katarak pada mata kanan primata itu sebelum melakukan tindakan pada mata kirinya, yang buta permanen karena serangan manusia.

Tim dokter berupaya memasukkan lensa buatan ke mata kanannya tetapi hal tersebut tidak dapat dilakukan.

"Jika kami mengarahkan sinar kepadanya dia kemudian akan mengernyitkan matanya," kata Claudia.

"Saya sangat yakin dia dapat mengenali cahaya," dia menegaskan.

"Tetapi tidak tidak dapat memperkirakan seberapa baik penglihatannya ketika melihat makanan dan pepohonan serta rintangan dan sejumlah hal yang lebih penting yang harus kita lakukan," lanjut Claudia.

Jika operasi ini sukses, Aan kemudian akan dirawat Orangutan Foundation selama tiga sampai empat pekan, sebelum kemudian dilepas ke alam liar.

Ashley Leiman, direktur Orangutan Foundation, mengatakan: "Selama dia dapat melihat, saya yakin dia akan hidup di alam liar."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com