Dua Pertiga Warga Rusia Ingin Hubungan Baik dengan Barat

MOSKWA, KOMPAS.com – Lebih dari dua pertiga dari publik Rusia menginginkan pemulihan hubungan lebih baik dan hangat dengan Inggris, Amerika Serikat, dan negara Barat lainnya.

Kecenderungan baru masyarakat Rusia itu diketahui dari hasil sebuah survei terbaru di tengah meningkatnya keterangan Rusia dan Barat, seperti dirilis oleh Daily Express, Rabu (30/11/2016).

Survei oleh pusat penelitian Levada pada pertengahan November ini menunjukkan, 71 persen warga Rusia mendukung sebuah hubungan yang lebih hangat dan dekat dengan bekas-bekas musuhnya.

Dukungan publik itu meningkat 21 persen dibandingkan dengan jajak pendapat serupa yang dilakukan pada Juli tahun 2015.

Tingkat dukungan warga Rusia agar negaranya membangun hubungan semakin dekat dengan Barat itu mendekati hasil survei serupa pada 2000, yakni 76 persen mendukung.

Hasil mengejutkan itu bertentangan dengan retorika para menteri di London, Washington, dan Moskwa, yang senada memperingatkan soal bahaya Perang Dingin baru pasca-aneksasi Crimea dan pertempuran di Suriah.

Sikap-sikap Rusia terhadap AS secara khusus juga meningkat – sekalipun sanksi ekonomi yang berkelanjutan dikenakan oleh Presiden Barack Obama - dengan 56 persen mengatakan mereka melihat AS secara negatif, turun dari 65 persen pada Januari 2016 dan 64 persen pada September.

Meski begitu, Washington tetap menjadi “hantu” terbesar bagi Rusia. Publik mengekspresikan sikap lebih negatif kepada AS ketimbang kepada Uni Eropa.

Hasil survei menunjukkan Presiden Rusia Vladimir Putin memimpin negaranya dengan memilih berkonflik dengan Barat, termasuk AS, dan hal itu tidak didukung oleh publik.

Antipati terhadap kebijakan luar negeri antagonis Rusia juga dapat merusak ambisi Putin yang ingin mencalonkan diri lagi sebagai presiden pada Pemilu 2018.

Namun, sebuah survei terpisah yang dilakukan awal November mengungkapkan bahwa dua pertiga atau 63 perseb warga Rusia mendukung Putin maju untuk periode enam tahun lagi.