6 Pelaku Bom Bunuh Diri Serang Distrik Ain al-Tamer

KARBALA, KOMPAS.com - Sebuah serangan bom bunuh diri terjadi di wilayah selatan Baghdad, Irak, Senin (14/11/2016).

Serangan itu mengakibatkan delapan orang tewas dan setidaknya melukai enam orang lainnya.

Aksi di distrik Ain al-Tamer ini melibatkan enam pelaku bom bunuh diri sekaligus. Beruntung, lima teroris bisa dibunuh lebih dulu, sebelum mampu meledakkan bom di badan mereka. 

Serangan di wilayah selatan Irak terbilang langka, terutama bila dibandingkan dengan tingginya angka serangan di Baghdad. 

Namun Kota Ain al-Tamer, yang terletak 50 kilometer dari permukiman Syiah di Kota Karbala, berada di pinggiran Provinsi Anbar, selama ini memang menjadi "surga" bagi para teroris.

Masum al-Tamimi, anggota Dewan Provinsi Karbala, seperti diberitakan AFP, menyebutkan keenam pelaku bom bunuh diri itu melengkapi diri dengan senjata ringan.

Senjata itu mereka bawa bersama dengan bahan peledak yang bakal dipakai untuk serangan di Ain al-Tamer, Senin pagi. 

Namun, belum sampai mereka melakukan aksi tersebut, para teroris terlibat baku tembak dengan pasukan keamanan.

Akhirnya, kata Tamimi, serangan itu mengakibatkan delapan korban jiwa. 

Kementerian Dalam Negeri langsung mengeluarkan pernyataan terkait serangan ini. Disebutkan, lima pelaku bom bunh diri terbunuh oleh aparat keamanan.

Sementara, pelaku keenam mampu menarik detonator dan meledakkan bom di dalam sebuah rumah.

Hingga berita ini ditayangkan, belum ada respons dari kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut,

Kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) kerap melakukan serangan serupa di wilayah Irak. 

Serangan serupa yang melibatkan teroris dengan bahan peledak, senapan, dan granat terjadi di Ain al-Tamer akhir Agustus lalu.

Dalam serangan itu 18 orang tewas dan melukai setidaknya 26 lainnya. Teroris ISIS langsung mengeluarkan pernyataan bertanggung jawab atas serangan tersebut. 

Kelompok teroris ini memang menguasai wilayah yang luas di utara dan barat Baghdad pada tahun 2014.

Namun kemudian, pasukan Irak yang didukung oleh pasukan koalisi di bawah komando Amerika Serikat, berhasil merebut kembali sebagian besar wilayah itu.

Saat ini, militer Irak telah menggelar pertempuran untuk merebut wilayah Mosul di utara Irak, yang menjadi areal besar terakhir di negeri itu yang masih dikuasai ISIS.