Korban Tewas akibat Badai Matius di Haiti Jadi 23 Orang

PORT-AU-PRINCE, KOMPAS.com — Korban topan Matius di Haiti melonjak menjadi 23 orang. Namun, jumlah ini diprediksi masih terus bertambah karena pemerintah masih berusaha mengakses daerah yang menderita kerusakan paling parah.

Bencana angin topan yang paling parah di Karibia selama satu dekade terakhir ini menghantam Haiti, negeri termiskin di Benua Amerika, dengan membawa hujan deras dan angin kencang yang memicu banjir bandang dan tanah longsor.

"Situasi di kota-kota yang terdampak sangat menyedihkan," kata Presiden ad-interim Jocelerme Privert seusai meninjau lokasi bencana dengan menggunakan pesawat pasukan penjaga pantai AS, Rabu (5/10/2016).

"(Kota) Jeremie, Les Cayes, Port-Salut, Petite-Riviere de Nippes, dan Dame Marie semua membutuhkan bantuan secepatnya," tambah Privert.

Selain 23 orang tewas, tiga orang lainnya masih dinyatakan hilang. Demikian penjelasan juru bicara departemen perlindungan sipil Edgar Celestin.

"Angka korban ini belum termasuk Provinsi Grande Anse yang berada di pusat badai yang hingga kini komunikasi dari sana masih terputus," tambah Celestin.

Pemerintah sempat bisa menghubungi Jeremie, ibu kota Provinsi Grande Anse, tetapi informasi lain dari daerah lain di provinsi itu belum diperoleh.

Saat ini terdapat lebih dari 21.000 orang dievakuasi ke sejumlah penampungan sementara di seluruh penjuru Haiti.

"Kami berupaya keras untuk mengurus warga, prioritas utama adalah air bersih dan makanan," tambah Celestin.

Secara umum, korban tewas akibat angin topan ini sebanyak 27 orang, termasuk empat warga yang tewas di Republik Dominika.