Taiwan Menghadapi Ancaman Topan Baru, 20 Orang Terluka

TAIPEI, KOMPAS.com - Taiwan berada dalam kondisi siaga satu, Selasa (27/9/2016), menghadapi ancaman besar badai atau topan ketiga dalam dua pekan ini.

Kali ini, Topan Megi sedang mendekati bagian timur Taiwan, dan diharapkan akan mendarat pada Selasa (27/9/2016) malam, seperti dilaporkan Agence France-Presse.

Laporan dari pemerintah di Taipe menyebutkan, sejauh ini sudah 20 orang terluka akibat terpaan angin kencang sekalipun pusaran Topan Medi masih berada di laut.

Ribuan warga telah dievakuasi keluar dari jalur yang diperkirakan akan dilalui Topan Megi.

Sekolah dan kantor ditutup di seluruh pulau dan ratusan penerbangan dibatalkan.

Lebih dari 5.000 orang telah divekuasi dari rumah mereka dan sekitar 2.000 tempat penampungan telah dibangun.

Menurut Pusat Operasi Darurat Nasional, lebih dari  650.000 keluarga telah tanpa aliran listrik akibat angin kencang dan hujan lebat.

Otoritas penerbangan sipil melaporkan, 575 penerbangan internasional dan domestik telah dibatalkan sejak Selasa pagi, dan 109 penerbangan lagi ditunda.

Layanan transportasi kereta api juga dihentikan sementara menjelang datangnya Megi.

Papan-papan reklame dan iklan telah tumbang akibat tiupan angin kencang. Tayangan di televisi setempat menunjukkan laut bergolak akibat angin.

Menjelang badai Megi, lebih dari 3.700 wisatawan telah dievakuasi sejak akhir pekan dari Pulauh Orchid dan Pulau Green – keduanya menjadi destinasi favorit turis.

Saat ini Megi sedang berada di 90 kilometer di lepas pantai timur Hualien dengan kecepatan angin sekitar 198 kilometer per jam. Pusarannya bergerak 14 km dalam sejam.

Ramalan dari biro cuaca Taiwan, badai tersebut akan mendarat pada Selasa malam waktu setempat di dekat kota Hualien.

Dalam dua pekan ini, Taiwan telah dihantam dua badai. Pekan lalu, Topan Meranti, yang disebut-sebut sebagai topan terkuat dalam 21 tahun melanda Taiwan.

Sebelumnya, satu orang tewas dan 28 orang terluka akibat tiupan topan Topan Malakas.

Terkait ancaman terbaru, yakni Topan Megi, lebih dari 35.000 tentara disiagakan untuk memberikan tanggap darurat cepat.