Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Tangguhkan Suplai Bantuan ke Suriah, Warga Terancam Mati Kelaparan

Kompas.com - 21/09/2016, 09:37 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com - Suriah jatuh kembali ke dalam pertumpahan darah sehingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menangguhkan konvoi bantuan ke negara itu, Selasa (20/9/2016).

Rusia dan AS menjadi sasaran tembak sebagai pelaku serangan udara dalam dua sepekan terakhir, yang menyebabkan gencatan senjata singkat berakhir tanpa perpanjangan.

Washington menuding Rusia telah melakukan serangan mematikan terhadap konvoi truk bantuan kemanusiaan PBB dan Bulan Sabit Merah Suriah pada Senin (19/9/2016).

Serangan terjadi ketika konvoi bantuan sedang begerak menuju kota Orum al-Kubra, yang didera kelaparan hebat di Suriah, setelah berulan-bulan terkepung perang.

Menurut PBB, 18 truk dari seluruhnya 31 truk yang berada dalam konvoi bantuan itu hancur akibat serangan udara pada Senin malam.

Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Suriah (SOHR) melaporkan, 12 relawan Bulan Sabit Merah dan pengemudi truk tewas.

Penyerangan dari udara terhadap konvoi truk bantuan kemanusiaan itu oleh AS dikategorikan sebagai ‘kejahatan perang’ dan terjadi tiga hari setelah Rusia mengecam serangan udara AS.

Tiga hari sebelumnya, Moskwa marah karena serangan udara AS menewaskan puluhan tentara Suriah yang sedang berperang melawan kelompok garis keras atau teroris.

Washington mengatakan, telah menyampaikan penyesalan atas serangan yang dinilainya salah atau tidak tetap sasaran itu. AS bermaksud menyerang kelompok teroris, tetapi menyasar tentara Suriah.

Washington dan Moskwa adalah sponsor bersama upaya internasional untuk memberlakukan gencatan senjata dalam perang saudara di Suriah demi membuka kembali dialog damai.

Pengecut

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon membuka perdebatan majelis umum dengan imbauan untuk mengakhiri konflik di Suriah.

Ban yang untuk terakhir kalinya membuka pertemuan tahunan sidang Majelis Umum PBB meluapkan kemarahan yang sudah dipendamnya selama bertahun-tahun.

Ia bernada tinggi kepada para pemimpin dan negara yang telah menimbulkan penderitaan dan konflik di seluruh dunia, secara khusus kepada Presiden Suriah Bashar Al Assad.

Aleppo Media Center Omran Dagneesh (5) duduk termangu di dalam ambulans setelah selamat dari serangan udara pemerintah Suriah di kota Aleppo.
Terutama terkait dengan serangan udara terhadap konvoi bantuan kemanusiaan yang menewaskan puluhan orang itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com