TOKYO, KOMPAS,com – Pada tahun ini ada tambahan 32.000 orang di Jepang yang memasuki usia satu abad atau 100 tahun (centenarian) sehingga total menjadi lebih dari 65.000 orang.
Data terbaru itu dikeluarkan Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja, dan Kesejahteraan Jepang, seperti dirilis oleh The Independent, Senin (19/9/2015).
Berdasarkan data itu maka diketahui populasi centenarian terbaru memecahkan rekor yang telah dipegang Jepang sendiri selama 46 tahun berturut-turut.
Dengan tambahan 32.000 jiwa centenarian baru, jelas selain menunjukkan tingkat kesehatan dan kesejahteraan yang baik, tetapi juga menjadi tantangan bagi perekonomian Jepang.
Jumlah orang lanjut usia yang semakin banyak juga dinilai sebagai beban ekonomi bangsa.
Sebagai bentuk cinta dan perhatian positif atas generasi tua tersebut, 19 September, hari ini, dijadikan hari khusus untuk menghormati orang lanjut usia.
Pemerintah Jepang pun menetapkan 19 September sebagai hari libur nasional dan pesta peringatan satu abad bagi mereka pun digelar.
Jumlah populasi centenarian Jepang lebih tinggi tiga kali lipat dari yang dimiliki Amerika Serikat.
Dengan kata lain, tidak ada negeri di Bumi ini yang memiliki prosentase centenarian jauh lebih besar selain di “Negera Sakura” tersebut.
Namun, terkait dengan peringatan 100 tahun bagi 32.000 centanarian baru juga dapat merugikan negara, setidaknya berdasarkan pengalaman tahun sebelumnya.
Pada tahun 2014, misalnya, perayaan atau pemberian sertifikat kepada 59.000 centenarian dilaporkan telah merugikan keuangan negara sekitar 2,1 juta dollar AS atau setara Rp 27,6 miliar.
Jumlah centenarian meningkat 10.000 sejak tahun 1998 dan saat ini telah meningkat menjadi total 65.692 orang setelah 32.000 orang genap berusia 100 tahun pada 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.