Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Suriah Terima Gencatan Senjata, Oposisi Lebih Bersikap Hati-hati

Kompas.com - 11/09/2016, 09:39 WIB

BEIRUT,  KOMPAS. Com - Pemerintah Suriah, Sabtu (10/9/2016), menyetujui kesepakatan gencatan senjata yang dimediasi Rusia dan AS, namun kelompok oposisi utama lebih berhati-hati.

Kesepakatan soal gencatan senjata itu dicapai setelah perundingan maraton di Geneva, Jumat (9/9/2016) yang diprakarsai oleh Moskwa dan Washington, seperti dilaporkan kantor berita Agence France-Presse.

Tercapainya kesepakatan tentang Suriah antara Moskwa dan Washington itu akan menandai dimulainya 'penghentian permusuhan' sejak matahari terbenam, Senin (12/9/2016) besok.

Kesepakatan gencatan senjata dinegosiasikan oleh Menteri Luar Negeri AS John Kerry dan Menlu Rusia Sergei Lavrov, yang akan dimulai pada pertama liburan Idul Adha.

Berdasarkan kesepakatan itu, pemerintah Suriah akan mengakhiri misi tempur di daerah-daerah tertentu yang dikuasai oleh oposisi.

Ketika para diplomat itu menyebut bahwa perjanjian gencatan senjata sebagai jalan perdamaian abadi, rentetan serangan udara terjadi dua kota besar di Suriah utara sehingga sekitar 60 orang tewas.

Menurut kantor berita negara Suriah, SANA, "Pemerintah telah menyetujui perjanjian tersebut, dan penghentian permusuhan akan dimulai di Aleppo karena alasan kemanusiaan".

Mengutip "sumber-sumber informasi", katanya "perjanjian dicapai dengan yang sepengetahuan pemerintah Suriah."

Reuters/ H Katan Puing-puing kota Aleppo, ibu kota Provinsi Aleppo, Suriah utara, yang sebelum perang saudara merupakan kota besar kedua setelah Damaskus, ibu kota negara itu.
Komite Negosiasi Tinggi (HNC) dari kubu oposisi mengatakan belum menerima berkas resmi tentang kesepakatan tersebut.

"Kami menyaksikan kesepakatan itu melalui media – namun kami perlu mendapatkan salinan asli dari kesepakatan itu, “ kata juru bicara HNC Salem al-Meslet di akun di Twitter-nya.

Anggota senior HNC, Bassma Kodmani, mengatakan, kelompoknya  menyambut dengan hati-hati kesepakatan tersebut, dan dia meragukan kalau dikatakan Damaskus akan mematuhinya.

Kerry dan Lavrov mengatakan, kesepakatan soal gencatan senjata itu merupakan kesempatan yang terbaik untuk mengakhiri perang saudara yang telah berjalan lebih dari lima tahun dengan lebih dari 290.000 tewas dan jutan lainnya mengungsi.

Utusan Khusus AS untuk krisis Suriah Michael Ratney mengimbau kepada kelompok pemberontak untuk berkomitmen melaksanakan kesepakatan itu.

Ratney juga mengatakan, gencatan senjata merupakan langkah penting terbaik untuk menghindari jatuhnya banyak korban jiwa lagi.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com